Ahad 22 Dec 2024 16:55 WIB

Jelang Pergantian Tahun, UAH Soroti Pentingnya Waktu di Dalam Alquran

Di dalam Islam, waktu tidak sekadar dimaknai sebagai pergantian siang dan malam.

Rep: Mg Rol153/ Red: A.Syalaby Ichsan
Ustaz Adi Hidayat menyampaikan tausiyah
Foto: Edi Yusuf/Republika
Ustaz Adi Hidayat menyampaikan tausiyah

REPUBLIKA.CO.ID, Tak lama lagi, tahun Masehi segera berganti. Warga sibuk mempersiapkan acara malam tahun baru dari pesta hingga dzikir di masjid dan mushala. 

Terkait dengan tahun baru, Ustadz Adi Hidayat (UAH) dalam channel Youtube-nya mengupas tentang salah satu surah dalam Alquran yakni QS Al-Ashr sebagai panduan utama pengelolaan waktu dalam Islam. Dengan gaya bahasa yang penuh makna, UAH menjelaskan pentingnya waktu sebagai amanah besar yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh setiap manusia.  

Baca Juga

Surah Al-Ashr diawali dengan sumpah Allah terhadap waktu yang menunjukkan urgensi dan signifikansi waktu dalam kehidupan manusia. Kata Ashr merujuk pada waktu yang mengiringi seluruh aktivitas manusia, dari bangun tidur hingga kembali beristirahat. Dalam Islam, waktu tidak sekadar dimaknai sebagai pergantian siang dan malam, tetapi sebagai rangkaian peluang untuk berbuat baik.  

UAH menyoroti kesalahan persepsi masyarakat jahiliyah dalam memanfaatkan waktu. "Mereka sering menggunakan waktu luang untuk kegiatan yang tidak bermanfaat, seperti pamer kekayaan dan status sosial. Hal ini tidak hanya membuang waktu, tetapi juga sering berujung pada pertikaian," kata dia.

Dalam konteks modern, kebiasaan ini masih terlihat, terutama pada momen-momen perayaan seperti tahun baru, di mana waktu sering dihabiskan untuk kegiatan duniawi yang tidak produktif.  

UAH juga menekankan bahwa tidak ada waktu yang buruk secara intrinsik. Nilai waktu tergantung pada bagaimana manusia menggunakannya. Alquran mengingatkan bahwa perilaku manusia yang menentukan apakah waktu tersebut membawa manfaat atau kerugian.

Dalam QS Az-Zalzalah, Allah menegaskan bahwa setiap amal manusia, baik kecil maupun besar, akan menjadi saksi pada hari akhir.  

"Keimanan menjadi kunci dalam pengelolaan waktu. Seorang mukmin dituntut untuk mencerminkan keimanannya dalam setiap aktivitas. Keimanan bukan hanya sekadar keyakinan, tetapi harus diimplementasikan dalam bentuk amal saleh, interaksi sosial yang positif, dan pemanfaatan waktu yang produktif." ujar UAH.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement