Selasa 24 Dec 2024 15:39 WIB

Erick Thohir Bertekad Wujudkan Mimpi Indonesia ke Piala Dunia

Erick menyatakan Indonesia adalah raksasa yang sedang tertidur.

Rep: Fitriyanto/ Red: Israr Itah
Ketua Umum PSSI Erick Thohir.
Foto: ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Ketua Umum PSSI Erick Thohir.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Erick Thohir pernah menjadi Presiden Inter Milan dan masih memiliki saham di klub Inggris Oxford United. Namun impian abadi Ketua Umum PSSI ini adalah  membawa Indonesia berlaga ke Piala Dunia.

Sepak bola diikuti dengan penuh semangat oleh puluhan juta orang di Indonesia, tetapi satu-satunya penampilan di Piala Dunia terjadi saat membawa nama Hindia Belanda pada 1938. Setelah itu, Indonesia jarang memiliki peluang untuk kembali ke panggung dunia itu sejak merdeka pada 1945.

Erick Thohir, yang menjadi Ketua PSSI tahun lalu, yakin bahwa Indonesia setidaknya harus masuk dalam rencana untuk melaju ke putaran final pada 2026 dengan sembilan slot yang tersedia untuk tim Asia.

"Indonesia harus masuk dalam sembilan besar di Asia dengan jumlah penduduk dan gairah kami terhadap sepak bola dari seluruh rakyat Indonesia. Namun tentu saja butuh waktu," kata menteri kabinet berusia 54 tahun itu kepada Reuters.

"Kami ingin masuk dalam 50 besar di dunia pada tahun 2045, karena pada saat itu PDB per kapita kita akan berada di sekitar 27 ribu dolar AS sampai 30 ribu dolar AS atau sekitar Rp 437 juta hingga Rp 486 juta. Ini negara besar, jadi pada saat itu kualitas sepak bola akan meningkat," ujarnya.

PDB per kapita Indonesia saat ini sekitar 5 ribu dolar AS atau sekitar Rp 81 juta. Tim nasional Indonesia berada di peringkat ke-127 dalam peringkat FIFA, sehingga masih banyak yang harus dilakukan selama dua dekade mendatang bagi Erick dan rekan-rekannya di bidang ekonomi dan sepak bola.

"Banyak orang mengatakan bahwa kami adalah raksasa yang sedang tidur dan inilah mengapa kami harus membuat program untuk menjadi lebih baik," katanya tentang tugasnya di PSSI.

"Dukungan pemerintah sangat penting, sektor swasta sangat penting, dan juga federasi," ujar Erick.

Selain merencanakan strategi jangka panjang untuk perbaikan, Erick telah mengawasi upaya untuk menarik pemai  diaspora Indonesia, yang sebagian besar lahir di Belanda, untuk bermain demi tanah leluhur mereka.

Proyek ini telah sukses besar dan pelatih Korea Selatan Shin Tae-yong sekarang memegang kendali atas skuad yang semakin mampu bersaing dengan yang terbaik di Asia.

Mimpi yang ingin dicapai

Indonesia berada di posisi ketiga Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Tim Garuda sudah memainkan enam dari 10 pertandingan, satu poin di belakang Australia dalam perebutan tempat kedua otomatis di putaran final. Indonesia sangat berpeluang untuk putaran keempat kualifikasi Asia jika mereka gagal lolos langsung.

"Kami beruntung bahwa banyak diaspora kami yang tinggal di luar negeri percaya pada proyek ini," kata Erick.

"Kami ingin lolos ke Piala Dunia, kami ingin lolos ke Olimpiade dan inilah mengapa semua pemain yang bermain di Eropa percaya pada program ini.

"Mereka ingin kembali ke akar mereka karena ini adalah hal yang sentimental bagi mama, papa, nenek, dan kakek mereka. Ini sesuatu yang saya bawa kepada mereka, sebuah program yang bagus dan mimpi yang ingin kami wujudkan."

Namun, Erick harus menemukan solusi cepat serupa untuk beberapa masalah di sepak bola Indonesia. Di antaranya kualitas liga dan wasit.

"Olahraga bersifat lokal," kata Erick. "Kami telah membersihkan liga kami, kami telah bermitra dengan federasi Jepang untuk membersihkan wasit kami.

"Jika kita memiliki lebih banyak klub yang fokus pada hal-hal mendasar, kami dapat mengembangkan bakat kami. Tentu saja, kami agak unik karena kita mencoba melakukannya dari puncak piramida ke bawah.

"Kami akan melanjutkan program untuk mengangkat raksasa yang sedang tidur ke peta sepak bola dunia," tegas dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement