Senin 30 Dec 2024 04:11 WIB

Seabad Al Falah Ploso, Gus Kautsar Ungkap Manfaat Strategis Ngaji

Al Falah Ploso, tempat Gus Kautsar berkhidmah, menjadi tempat belajar ribuan santri.

Ulama muda dari Pondok Pesantren Al Falah Ploso, Kediri, Jawa Timur, K.H. Muhammad Abdurrahman Al-Kautsar (Gus Kautsar)
Foto: ANTARA/HO-Masjid Al Akbar Surabaya
Ulama muda dari Pondok Pesantren Al Falah Ploso, Kediri, Jawa Timur, K.H. Muhammad Abdurrahman Al-Kautsar (Gus Kautsar)

REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Pesantren Al Falah Ploso kini berusia seabad. Usia yang ditandai dengan tiga digit angka. Tak lagi muda. Keluarga besar pesantren yang telah melahirkan ulama dan pendakwah tersebut menyambut kebahagiaan usia seratus tahun dengan kegiatan menarik.

Ribuan peserta scooter sarungan memeriahkan acara “Scooter Sarungan Road to Harlah 100 Tahun PP Al Falah” yang digelar dalam rangkaian memperingati Harlah 1 Abad Pondok Pesantren Al Falah Ploso, Kabupaten Kediri, yang digelar di pesantren ini di Kecamatan Mojo.

Baca Juga

Pengasuh Pondok Pesantren Al Falah KH Abdurrahman Al Kautsar mengingatkan tentang pentingnya melestarikan mengaji. Kegiatan “Scooter Sarungan Road to Harlah 100 Tahun PP Al Falah” ini bukan hanya sekadar acara hiburan, tetapi juga wadah penguatan ukhuwah Islamiyah, pelestarian tradisi pesantren, dan wujud nyata khidmah untuk bangsa.

“Harlah 100 tahun ini bukan sekadar perayaan, tetapi pengingat bahwa tugas dakwah harus terus berjalan. Salah satunya yang kami gelar para santri bersarung dengan tema 'scooter sarungan dalam rangka 1 abad Al Falah Ploso',” katanya di Kediri, Jawa Timur, Minggu.

Kegiatan tersebut mengambil tema “Melestarikan Ngaji, Meneguhkan Khidmah untuk Bangsa”, yang merupakan refleksi dari perjalanan 1 abad Pondok Pesantren Al Falah.

Ia berharap kegiatan ini menjadi momentum spesial untuk menggabungkan tradisi pesantren dengan nilai-nilai modern yang membangun semangat kebersamaan.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
سَيَقُوْلُ الْمُخَلَّفُوْنَ اِذَا انْطَلَقْتُمْ اِلٰى مَغَانِمَ لِتَأْخُذُوْهَا ذَرُوْنَا نَتَّبِعْكُمْ ۚ يُرِيْدُوْنَ اَنْ يُّبَدِّلُوْا كَلٰمَ اللّٰهِ ۗ قُلْ لَّنْ تَتَّبِعُوْنَا كَذٰلِكُمْ قَالَ اللّٰهُ مِنْ قَبْلُ ۖفَسَيَقُوْلُوْنَ بَلْ تَحْسُدُوْنَنَا ۗ بَلْ كَانُوْا لَا يَفْقَهُوْنَ اِلَّا قَلِيْلًا
Apabila kamu berangkat untuk mengambil barang rampasan, orang-orang Badui yang tertinggal itu akan berkata, “Biarkanlah kami mengikuti kamu.” Mereka hendak mengubah janji Allah. Katakanlah, “Kamu sekali-kali tidak (boleh) mengikuti kami. Demikianlah yang telah ditetapkan Allah sejak semula.” Maka mereka akan berkata, “Sebenarnya kamu dengki kepada kami.” Padahal mereka tidak mengerti melainkan sedikit sekali.

(QS. Al-Fath ayat 15)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement