Senin 13 Jan 2025 17:33 WIB

Tak Pernah Sampai di Makkah, Tukang Sepatu Justru Raih Haji Mabrur

Tukang sol sepatu ini melakukan amalan yang pahalanya setara haji mabrur.

Jamaah Haji tengah berada di Masjidil Haram (ilustrasi)
Foto: Republika
Jamaah Haji tengah berada di Masjidil Haram (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alkisah, seorang alim dari era tabiin, Abdullah bin Mubarak, menunaikan haji. Ia pun mengerjakan semua rukun dan syarat ibadah yang menjadi salah satu rukun Islam itu.

Siang harinya, ia mengantuk dan tak sengaja tertidur di area Masjidil Haram. Dalam tidurnya, Ibnu Mubarak bermimpi mendengar percakapan dua malaikat yang sedang memantau seluruh jamaah haji dari ketinggian.

Baca Juga

"Wahai, berapa banyak umat Islam yang berhaji pada tahun ini?" tanya sang malaikat.

"Tak kurang dari enam ratus ribu orang," jawab malaikat yang satunya, "tetapi tidak satu pun dari mereka yang diterima ibadahnya oleh Allah Ta'ala."

"Dari jumlah sebanyak itu?"

"Benar, kecuali hanya satu hamba Allah, yakni seorang tukang sol sepatu asal Damaskus. Namanya, Muwaffaq," jawab malaikat kedua.

"Padahal, lelaki itu tidak bisa berangkat ke Tanah Suci kali ini. Namun, karena dirinya-lah, semua yang pergi haji pada tahun ini bisa diterima ibadahnya," sambungnya.

Seketika, Ibnu Mubarak terbangun dari tidurnya. Ia masih merasa terkejut dengan apa yang didengarnya dalam mimpinya barusan.

Untuk menjawab rasa penasarannya, ia tidak jadi pulang ke negerinya begitu musim haji selesai. Ia terlebih dahulu mengunjungi Damaskus untuk mencari dan mengenal si tukang sol sepatu, Muwaffaq.

Sesampainya di kota tersebut, alim dari kalangan tabiin itu lantas meyambangi pasar. Dari orang ke orang, ia bertanya tentang seorang tukang sol sepatu yang bernama Muwaffaq. Setelah ditelusuri, ia akhirnya menemukan rumah orang yang dicari-carinya itu.

Ia pun mengetuk rumah Muwaffaq. Setelah mengucapkan salam, Ibnu Mubarak pun minta izin bertamu. Setelah itu, dimulailah pembicaraan untuk mencari jawaban atas rasa penasarannya: mengapa orang yang tidak berangkat ke Tanah Suci justru dihitung amal ibadahnya sebagai telah naik haji?

"Wahai Tuan, kebaikan apa yang telah engkau lakukan sehingga bisa tercatat telah berhaji, padahal engkau sendiri tidak pergi pada tahun ini ke Baitullah?" tanya Ibnu Mubarak setelah menuturkan mimpinya kepada sang tuan rumah.

Tukang sol sepatu itu pun bercerita. Pergi haji adalah impiannya sejak muda. Akan tetapi, keadaan finansial tidak membuatnya leluasa bepergian. Ia pun harus menabung dari tahun ke tahun untuk mengumpulkan dana perjalanan haji. Penghasilannya setiap hari ia sisihkan sebagian demi mewujudkan cita-citanya itu.

"Melihat kondisi ekonomiku yang sederhana ini, sangat mustahil untuk mengumpulkan uang yang dipakai bekal berhaji. Namun, atas pertolongan Allah, tabunganku akhirnya cukup. Tahun ini aku dikaruniai rezeki sebesar 300 dirham," kata Muwaffaq.

Ia sangat berbahagia karena impiannya sebentar lagi akan terwujud. Apalagi, istrinya yang sedang hamil menyetujui keberangkatannya ke Tanah Suci.

photo
INFOGRAFIS Mengenal Rukun Haji - (dok rep)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement