Senin 13 Jan 2025 20:09 WIB

Perjalanan Nabi Musa Bersama Khidir

Nabi Musa terkejut atas berbagai tindakan waliyullah ini.

ILUSTRASI Perjalanan Nabi Musa bersama Khidir.
Foto: saharamet.org
ILUSTRASI Perjalanan Nabi Musa bersama Khidir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di majma al-bahrain, Nabi Musa akhirnya berjumpa dengan laki-laki yang alim ini. Sang nabi sebelumnya telah diberi tahu oleh Malaikat Jibril mengenai sosok lelaki tersebut.

"Bukankah engkau Musa dari Bani Israil? Bagimu salam, wahai nabi dari Bani Israil," lelaki yang saleh itu berkata kepada sang nabi. Musa terkejut mendengarnya.

Baca Juga

"Dari mana engkau mengenalku?"

Ia menjawab, "Sesungguhnya yang mengenalkan engkau kepadaku adalah yang juga memberitahuku siapa engkau."

Lelaki itu memperkenalkan diri sebagai Khidir. Nabi Musa lalu kembali mengucapkan salam dengan penuh kelembutan dan kesopanan.

"Lantas, apa yang engkau inginkan dariku, wahai Musa?" tanya Khidir.

"Apakah aku dapat mengikutimu agar engkau dapat mengajariku sesuatu yang engkau telah memperoleh karunia dari-Nya?" pinta sang nabi.

Khidir menjawab, "Tidakkah cukup di tanganmu Taurat? Bukankah engkau telah mendapatkan wahyu? Sungguh, wahai Musa, jika engkau ingin mengikutiku, engkau tidak akan sanggup bersabar bersamaku."

Namun, Musa terus memaksa untuk ikut. Akhirnya, Khidir mengajukan persyaratan, yakni bahwa Musa tidak bertanya sesuatu pun kepadanya sehingga pada saatnya nanti ia akan mengetahuinya atau Khidir sendiri yang akan menjelaskannya, dengan izin Allah.

قَالَ فَاِنِ اتَّبَعۡتَنِىۡ فَلَا تَسۡـَٔـلۡنِىۡ عَنۡ شَىۡءٍ حَتّٰٓى اُحۡدِثَ لَـكَ مِنۡهُ ذِكۡرًا

"Dia berkata, 'Jika engkau mengikutiku, maka janganlah engkau menanyakan kepadaku tentang sesuatu apa pun, sampai aku menerangkannya kepadamu'" (QS al-Kahfi: 70).

photo
Infografis tentang Nabi Khidir - (Dok Republika)

Tiga peristiwa

Setelah persyaratan disepakati, akhirnya Musa pergi bersama Khidir. Mereka berjalan di tepi laut. Kemudian terdapat perahu yang berlayar lalu mereka berbicara dengan orang-orang yang ada di sana agar mau mengangkut mereka. Para pemilik perahu mengenal Khidir.

Lalu mereka pun membawanya beserta Musa tanpa meminta upah sedikit pun kepadanya. Ini sebagai bentuk penghormatan kepada Khidir. Namun, Musa dibuat terkejut, ketika perahu itu berlabuh dan ditinggalkan oleh para pemiliknya, Khidir melubangi perahu itu. Ia mencabut papan demi papan dari perahu itu, lalu ia melemparkannya ke laut sehingga papan-papan itu dibawa ombak ke tempat yang jauh.

Musa menyertai Khidir dan melihat tindakannya dan kemudian ia berpikir. Musa berkata kepada dirinya sendiri, "Apa yang aku lakukan di sini? Mengapa aku berada di tempat ini dan menemani laki-laki ini? Mengapa aku tidak tinggal bersama Bani Israil dan membacakan kitab Allah SWT sehingga mereka taat kepadaku?

Sungguh, para pemilik perahu ini telah mengangkut kami tanpa meminta upah. Mereka pun memuliakan kami, tetapi guruku justru merusak perahu itu dan melubanginya. Tindakan Khidir di mata Musa adalah tindakan yang tercela. Dia terdorong untuk bertanya kepada gurunya dan dia lupa tentang syarat yang telah diajukannya agar dia tidak bertanya apa pun yang terjadi.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement