Rabu 15 Jan 2025 19:03 WIB

Bentrok Pemuda Pancasila dan GRIB Sebabkan 12 Orang Luka, Begini Kronologinya Hingga Damai

Video bentrokan antara anggota Pemuda Pancasila dan GRIB viral di media sosial.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Mas Alamil Huda
Ribut Ormas GRIB dan Pemuda Pancasila di Blora. Dalam bentrokan tersebut, 12 orang mengalami luka.
Foto: Tangkapan Layar
Ribut Ormas GRIB dan Pemuda Pancasila di Blora. Dalam bentrokan tersebut, 12 orang mengalami luka.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi (Kesbangpol) Jawa Tengah (Jateng), Haerudin, mengungkapkan, bentrokan antara ormas Pemuda Pancasila (PP) dan Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) di Blora berakhir damai. Dia pun memastikan bahwa saat ini situasi sudah kondusif.

"Tadi pagi itu sudah dilakukan penandatanganan kesepakatan bersama antara Pemuda Pancasila dengan GRIB, disaksikan oleh Forkopimda Kabupaten Blora di Pendopo Kabupaten," kata Haerudin ketika dihubungi, Rabu (15/1/2025).

Baca Juga

Dia menambahkan sejak Selasa (14/1/2025) malam, situasi keamanan di Blora sudah kondusif. "Saya juga sudah mengimbau ke teman-teman kakesbangpol kabupaten/kota untuk melakukan pengendalian dan pembinaan terhadap teman-teman ormas Pemuda Pancasila maupun Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu," ujarnya.

Haerudin mengaku sudah memperoleh informasi penyebab bentrokan PP dan Grib dari Kesbangpol Blora. "Jadi memang ada kesalahpahaman antara ormas Pemuda Pancasila dengan ormas Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu Jaya Blora. Berawal kejadian itu tanggal 13 Januari, ada tekanan dari ormas Pemuda Pancasila ke GRIB," katanya.

Dia tak menjelaskan secara detail apa yang dimaksudnya dengan "tekanan". Sehari setelahnya atau pada Selasa lalu, GRIB menggelar apel di Alun-Alun Blora. Menurut Haerudin, berdasarkan informasi yang diperolehnya, apel tersebut dihadiri sekitar 500 anggota GRIB. "Ini semacam show of force (unjuk kekuatan) lah," ujarnya.

Herudin menambahkan, bentrokan terjadi setelah GRIB melaksanakan apel. "Informasinya diadang di jalan. Jadi habis apel di Alun-Alun Blora, (anggota) GRIB yang kembali ke arah Grobogan, diadang di salah satu kecamatan. Kemudian GRIB yang dari Blora itu melakukan serangan ke sekretariatnya Pemuda Pancasila," ucapnya.

"Jadi sama-sama melakukan tindakan. Ada serangan, ada serangan balasan. Infonya karena kesalahpahaman," tambah Haerudin.

Menurut Haerudin, gesekan antara PP dan GRIB di Blora berhasil ditangani personel TNI-Polri, termasuk Satpol PP. "Sampai dengan tadi malam sudah kondusif," ujarnya.

Soal kabar bahwa PP menolak keberadaan GRIB di Blora, Haerudin menyampaikan bahwa GRIB adalah ormas terdaftar di daerah tersebut. "Informasi dari Kesbangpol Blora, GRIB sendiri sudah melakukan pendaftaran dan memenuhi syarat sebagai ormas di Blora," katanya.

Menurut Haerudin, jika memang ada penolakan terhadap keberadaan suatu ormas, hal itu mestinya disampaikan terlebih dulu kepada Kesbangpol. Nantinya Kesbangpol akan melakukan pengkajian atas tuntutan penolakan, pembekuan, atau pembubaran ormas terkait.

"Jadi prosesnya panjang, tidak boleh serta-merta ada permintaan lalu kemudian dilakukan pembubaran atau penolakan. Jadi harus melalui proses kajian. Karena setiap warga negara kan berhak untuk melakukan perkumpulan untuk membentuk ormas," kata Haerudin.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Republika Online (@republikaonline)

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement