Jumat 24 Jan 2025 16:15 WIB

Erick Thohir: RUU BUMN Dukung Target Kemandirian Ekonomi Presiden Prabowo

Presiden Prabowo punya visi pertumbuhan ekonomi delapan persen

Rep: Nur Syamsyi/ Red: Intan Pratiwi
Presiden Prabowo Subianto bersama Menteri BUMN Erick Thohir saat meresmikan Proyek Strategis Ketenagalistrikan di 18 Provinsi yang dilakukan di Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Senin (20/1/2025). PLTA Jatigede resmi beroperasi secara penuh yang dibangun oleh PT PLN (Persero) dengan kapasitas 2 X 55 MegaWatt (MW) serta hadirnya PLTA ini meningkatkan bauran energi dari sumber energi baru terbarukan (EBT) sebesar 110 MW yang mampu mengaliri listrik ke 71.923 rumah.
Foto: Fajar Sitanggang
Presiden Prabowo Subianto bersama Menteri BUMN Erick Thohir saat meresmikan Proyek Strategis Ketenagalistrikan di 18 Provinsi yang dilakukan di Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Senin (20/1/2025). PLTA Jatigede resmi beroperasi secara penuh yang dibangun oleh PT PLN (Persero) dengan kapasitas 2 X 55 MegaWatt (MW) serta hadirnya PLTA ini meningkatkan bauran energi dari sumber energi baru terbarukan (EBT) sebesar 110 MW yang mampu mengaliri listrik ke 71.923 rumah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyambut positif Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN. Erick menyampaikan RUU ini diinisiasi DPR ini mendapat sambutan positif dari pemerintah.

Erick menyatakan RUU tersebut sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto dalam mendorong pembangunan ekonomi yang mandiri. Erick menekankan pentingnya pengelolaan dan penggabungan aset BUMN sebagai bagian dari strategi besar untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar delapan persen.

"RUU BUMN ini inisiasi DPR. Saya menyambut positif karena memang sesuai dengan visi Bapak Presiden Prabowo Subianto bagaimana pengelolaan dan penggabungan aset BUMN ini bisa menjadi bagian membangun negara kita yang mandiri," ujar Erick di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (25/1/2025).

Erick menambahkan upaya ini sejalan dengan sejumlah prioritas nasional, seperti hilirisasi, industrialisasi, swasembada pangan, energi, dan pembukaan lapangan pekerjaan.

"Hal ini sejalan dengan target pertumbuhan ekonomi delapan persen, dengan turunannya ada yang namanya hilirisasi, industrialisasi, swasembada pangan, energi, dan juga pembukaan lapangan pekerjaan," jelasnya.

Erick juga mengapresiasi adanya poin restrukturisasi dalam draf RUU tersebut, yang dinilai dapat mempercepat proses perbaikan manajemen BUMN. Menurutnya, selama ini proses penutupan atau penggabungan perusahaan BUMN yang kurang optimal memakan waktu cukup lama.

"Kalau kami menyambut positif, karena salah satunya ada poin restrukturisasi. Jadi selama ini kalau teman-teman ingat, beberapa proses misalnya perusahaan BUMN yang tadi pengelolaan yang tidak baik, yang kita juga melihat peningkatan yang tidak maksimal, kan salah satunya kita lakukan penutupan, tapi ini prosesnya panjang. Nah dengan RUU ini sepertinya bisa dipersingkat," ucap Erick.

Meski demikian, Erick menegaskan pemerintah masih menunggu hasil pembahasan detail di tingkat DPR. Erick optimistis RUU BUMN dapat memberikan angin segar bagi perbaikan tata kelola BUMN sekaligus mempercepat upaya mewujudkan visi pembangunan ekonomi yang kuat, mandiri, dan berkelanjutan.

"Hal-hal ini saya rasa positif, tapi detailnya nanti ada panjanya. Jadi saya tidak mau mendahului isinya, karena saya belum tahu isinya. Tapi pandangan dari pemerintah, kita menyambut positif," kata Erick.  

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement