Ahad 26 Jan 2025 14:54 WIB

Tentara Israel Tembak Mati Bayi Usia Dua Tahun di Jenin

Bayi perempuan itu syahid saat dibawa ke rumah sakit.

Asap mengepul di atas kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat selama operasi militer Israel, Jumat, 24 Januari 2025.
Foto: AP Photo/Majdi Mohammed
Asap mengepul di atas kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat selama operasi militer Israel, Jumat, 24 Januari 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT – Seorang bayi perempuan Palestina meninggal pada Sabtu malam akibat tembakan tentara Israel di desa Muthalath Ash-Shuhada, di selatan kota Jenin di Tepi Barat yang diduduki. Ia ditembak di kepala dalam serangan tersebut.

Kementerian Kesehatan Palestina mengkonfirmasi bahwa bayi itu bernama Layla Mohammad Ayman al-Khatib yang berusia 2 tahun. Al-Khatib menderita cedera di kepala akibat tembakan peluru tajam oleh pasukan pendudukan Israel, seperti yang dilaporkan oleh Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS).

Baca Juga

Kantor berita WAFA melansir, bayi itu dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi kritis. PRCS menambahkan bahwa seorang wanita menderita luka di tangannya akibat peluru tajam yang ditembakkan oleh tentara Israel. Dia juga terluka di bagian kepala akibat pecahan peluru.

Pada Sabtu malam, pasukan khusus pendudukan Israel menerobos masuk ke desa dan mengepung sebuah rumah. Pasukan mengerahkan penembak jitu di sekitar rumah dan memerintahkan penghuninya untuk keluar melalui pengeras suara, sehingga memicu konfrontasi.

Israel telah melancarkan serangan besar-besaran di kota Jenin dan kamp pengungsi selama empat hari berturut-turut, menewaskan 14 warga Palestina dan memaksa 1.800 warga Palestina meninggalkan kamp pengungsi.

Hal ini terjadi ketika pasukan pendudukan telah memperketat tindakan militer di Tepi Barat yang diduduki beberapa jam setelah pembebasan 90 tahanan Palestina sebagai bagian dari gencatan senjata Gaza diberlakukan, dengan memecah-belah dan mengisolasi kota-kota dan gubernuran satu sama lain menggunakan gerbang militer, penghalang, dan blok beton.

Tindakan militer Israel ini sejalan dengan serangan yang sedang berlangsung oleh penjajah Israel di Tepi Barat untuk meneror warga Palestina dan mengusir mereka dari tanah mereka untuk merebutnya dan membangun koloni ilegal Yahudi yang memisahkan komunitas Palestina.

Militer Israel telah mengeluarkan pernyataan yang mengatakan pihaknya sedang menyelidiki pembunuhan seorang anak berusia dua tahun dalam penggerebekan di Jenin. Tentara mengatakan pasukannya melepaskan tembakan ke sebuah bangunan setelah menerima informasi intelijen tentang keberadaan pejuang Palestina.

The Times of Israel melaporkan bahwa tentara tersebut menggunakan taktik yang dikenal sebagai “pressure cooker,” yaitu meningkatkan volume tembakan ke sebuah bangunan untuk mengusir tersangka.

Surat kabar Israel mengatakan petugas medis Palestina mengevakuasi anak berusia dua tahun yang terluka, yang kemudian meninggal, bersama dengan ibunya yang sedang hamil yang mengalami luka ringan.

Action for Humanity, sebuah kelompok hak asasi manusia Inggris, mengutuk operasi militer Israel yang terus berlanjut di dan dekat kota Jenin di Tepi Barat yang diduduki.

Serangan tersebut, yang dijuluki Tembok Besi, dan diluncurkan hanya dua hari setelah gencatan senjata di Gaza berlaku, “menandakan bahwa kekerasan masih jauh dari selesai”, kata kelompok itu.

Hal ini telah “menimbulkan tingkat kehancuran dan korban jiwa yang sangat besar” hanya dalam beberapa hari, dengan sedikitnya 12 warga Palestina tewas dan puluhan lainnya terluka. Setidaknya 58.000 warga Palestina “sekarang menghadapi ancaman pemindahan paksa”.

Action for Humanity menyerukan Inggris dan komunitas internasional untuk menghentikan penjualan senjata ke Israel dan meningkatkan tekanan untuk mengakhiri pendudukan Israel di wilayah Palestina.

“Tanpa mengatasi ketidakadilan struktural akibat pendudukan, kawasan ini akan terus menghadapi siklus kekerasan, penderitaan, dan ketidakstabilan,” katanya. “Pergeseran kekerasan yang terjadi baru-baru ini di Tepi Barat menjadi pengingat bahwa gencatan senjata saja tidak cukup tanpa akuntabilitas dan keadilan.”

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement