Kamis 30 Jan 2025 09:27 WIB

Jawaban Menag Saat Alquran Dituding Pemicu Kerusakan Alam

MTQ Internasional mengusung tema pelestarian alam.

Rep: Muhyiddin/ Red: A.Syalaby Ichsan
Menteri Agama Nasaruddin Umar memberikan sambutan pada pembukaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Internasional Ke-IV 2025 di Jakarta, Rabu (29/1/2025). Kegiatan internasional MTQ tersebut diikuti oleh Sebanyak 60 peserta dari 38 negara yang berlangsung hingga 2 Februari mendatang di Grand Sahid Jaya, Jakarta.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Menteri Agama Nasaruddin Umar memberikan sambutan pada pembukaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Internasional Ke-IV 2025 di Jakarta, Rabu (29/1/2025). Kegiatan internasional MTQ tersebut diikuti oleh Sebanyak 60 peserta dari 38 negara yang berlangsung hingga 2 Februari mendatang di Grand Sahid Jaya, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Prof KH Nasaruddin Umar secara resmi membuka acara Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Internasional ke-IV di Hotel Sahid Jaya Jakarta, Rabu (29/1/2025).

Lomba membaca Alquran ini diikuti 60 peserta dari 38 negara dengan mengusung tema “Al-Qur’an, Environment, and Humanity for Global Harmony”. Dalam sambutannya, dia pun mengajak 60 peserta MTQ Internasional ini untuk menggaungkan bahwa Alquran sangat menekankan pelestarian lingkungan. 

Baca Juga

"Topik MTQ kita hari ini Alquran, Environment and Humanity for Global Harmony. Ini saya kira suatu tantangan ya bahwa mari kita buktikan Alquran ini adalah salah satu kitab yang menekankan betapa pelestarian lingkungan itu suatu keharusan," ujar Nasaruddin dalam sambutannya.

 

Sebelumnya, menurut dia, ada yang menuding bahwa kitab-kitab suci agama Abraham seperti Taurat, Injil, Zabur, Alquran dituding sebagai salah satu faktor yang memicu kerusakan lingkungan. Namun, hal itu dibantah Nasaruddin saat menghadiri forum di New York. 

 

Menurut menag, mereka menuding bahwa ayat-ayat yang ada di dalam kitab agama Abraham mengajarkan bahwa manusia harus menjadi penguasa alam semesta. Memang, kata dia, agama Abraham menunjuk manusia sebagai penguasa atau Khalifah, tapi ayat yang dijadikan dalil dipotong oleh mereka. 

 

Di dalam Alquran, misalnya Allah SWT berfirman: 

 

اِنِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً

 

Artinya: “Aku hendak menjadikan (Adam) khalifah di bumi.” (QS Al-Baqarah [2]:30)

 

Prof Nasaruddin juga mengutip surat Aljasiyah ayat 13, di mana Allah SWT berfirman: 

 

وَسَخَّرَ لَكُمْ مَّا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ 

 

Artinya: "Dia telah menundukkan (pula) untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi."(Al-Jasiyah [45]:13)

 

"Nah ini yang dianggap dalil untuk mengeksploitasi alam melampaui daya dukungnya. Kalau memotong ayat-ayat seperti itu, memang iya. Tetapi kita harus membaca Alquran itu secara komprehensif," ucap Prof Nasaruddin. 

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement