REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Prof KH Nasaruddin Umar secara resmi membuka acara Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Internasional ke-IV di Hotel Sahid Jaya Jakarta, Rabu (29/1/2025).
Lomba membaca Alquran ini diikuti 60 peserta dari 38 negara dengan mengusung tema “Al-Qur’an, Environment, and Humanity for Global Harmony”. Dalam sambutannya, dia pun mengajak 60 peserta MTQ Internasional ini untuk menggaungkan bahwa Alquran sangat menekankan pelestarian lingkungan.
"Topik MTQ kita hari ini Alquran, Environment and Humanity for Global Harmony. Ini saya kira suatu tantangan ya bahwa mari kita buktikan Alquran ini adalah salah satu kitab yang menekankan betapa pelestarian lingkungan itu suatu keharusan," ujar Nasaruddin dalam sambutannya.
Sebelumnya, menurut dia, ada yang menuding bahwa kitab-kitab suci agama Abraham seperti Taurat, Injil, Zabur, Alquran dituding sebagai salah satu faktor yang memicu kerusakan lingkungan. Namun, hal itu dibantah Nasaruddin saat menghadiri forum di New York.
Menurut menag, mereka menuding bahwa ayat-ayat yang ada di dalam kitab agama Abraham mengajarkan bahwa manusia harus menjadi penguasa alam semesta. Memang, kata dia, agama Abraham menunjuk manusia sebagai penguasa atau Khalifah, tapi ayat yang dijadikan dalil dipotong oleh mereka.
Di dalam Alquran, misalnya Allah SWT berfirman:
اِنِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً
Artinya: “Aku hendak menjadikan (Adam) khalifah di bumi.” (QS Al-Baqarah [2]:30)
Prof Nasaruddin juga mengutip surat Aljasiyah ayat 13, di mana Allah SWT berfirman:
وَسَخَّرَ لَكُمْ مَّا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ
Artinya: "Dia telah menundukkan (pula) untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi."(Al-Jasiyah [45]:13)
"Nah ini yang dianggap dalil untuk mengeksploitasi alam melampaui daya dukungnya. Kalau memotong ayat-ayat seperti itu, memang iya. Tetapi kita harus membaca Alquran itu secara komprehensif," ucap Prof Nasaruddin.