Kamis 13 Feb 2025 11:43 WIB

Di Hadapan Tokoh Agama, Waketum MUI: Anggaran Boleh Dipangkas, Kerukunan Jangan

Waketum MUI ajak umat beragama perkuat kerukunan.

Waketum MUI KH Marsudi Syuhud (tengah) bersama tokoh lintas agama.
Foto: Dok Istimewa
Waketum MUI KH Marsudi Syuhud (tengah) bersama tokoh lintas agama.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Wakil ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Kiai Marsudi Syuhud menghadiri Dialog Antarumat beragama yang diprakarsaiKomisi Kerukunan Antar Umat Beragama (KAUB) MUI.

Dalam agenda tersebut Kiai Marsudi memaparkan kondisi negara Indonesia yang saat ini sedang panas diantara pro dan kontra dikarenakan adanya pemangkasan atau pemotongan anggaran di beberapa kementerian.

Baca Juga

Dia menekankan agar para tokoh agama dapat tetap menajlin kerukunan ditengah panasnya isu tersebut.

“Setiap satu kebijakan itu akan memberi akibat, ada yang menerima ada yang menolak. Untuk itu, selaku tokoh-tokoh agama yang memiliki umat masing-masing harus tetap saling menjag akerukunan,” kata Kiai Marsudi di Pesantren Darul Uchwah Sawangan, Depok, Rabu (12/02/2025).

Lebih lanjut, dalam keterangannya kepada Republika.co.id, Kamis (13/2/2025) Kiai Marsudi menyebutkan ada beberapa kementerian yang dipotong anggarannya pada tahun 2025, di antaranya adalah Kementerian Pekerjaan Umum yang dulunya Rp 110,95 triliun efisiensinya menjadi Rp 81, 38 triliun, anggarannya sisa Rp 29,57 triliun.

Lalu Kementerian Pendidikan Tinggi Sain dan Teknologi, dulu anggarannya Rp 57,68 triliun, efisiensinya Rp 22,54 triliun, sehingga hanya Rp 35,14 triliun.

Kementerian Kesehatan dulunya Rp 105,65 triliun, efisiensi Rp 19,63 triliun jadinya Rp 86,02 triliun. Anggaran Kementerian Keuangan dari Rp 53,20 triliun menjadi Rp 40,84 triliun.

Kementerian Pertanian Rp 29 triliun menjadi Rp 19,14 triliun. Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah dari Rp 33,55 triliun menjadi 25,54 triliun. Kementerian Perindustrian dari Rp 2,51 triliun menjadi Rp 1,40 triliun. Kementerian Perdagangan Rp 1,85 triliun menjadi 1,4 triliun.

Selaras dengan hal tersebut, Kiai Marsudi menyebutkan bahwa Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) merupakan pernyataan yang disetujui, yang memuat perkiraan pendapatan dan belanja negara untuk jangka waktu tertentu di masa mendatang.

Dia mengajak seluruh tokoh yang hadir dalam agenda tersebut untuk bersama-sama mengawal jalannya pemerintahan.

“Kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah, yang sedang banyak pro dan kontranya ini tetap kita kawal, agar bangsa kita ini tetap tenang, nyaman, dan saya yakin pemerintah akan mencari jalan yang terbaik untuk bangsanya,” tuturnya.

BACA JUGA: 'Israel Telah Menjadi Bahan Tertawaan di Timur Tengah'

Dalam pertemuan tersebut Kiai Marsudi juga mengutip ucapan Presiden Prabowo Subianto saat berpidato di Kongres Muslimat NU. Kiai Marsudi menyampaikanbahwa Presiden Prabowo mengatakan bahwa ini semua ddiadakan karena situasi.

Turunnya Anggaran Belanja Nasional ini karena situasi. Situasinya ingin memberikan makan pada anak-anak agar anak-anak memiliki daya tahan yang baik, sehingga IQ nya bagus, kesehatannya bagus, maka generasi nya ke depan akan menjadi generasi yang kuat, generasi yang bagus.

“Untuk itu, menyatukan seluruh komponen bangsa dalam konteks agama-agama ini menjadi penting. Dan kebijakan yang telah diambil oleh pemerintah saat ini kita ikuti,mudah-mudahan ke depan kita tetap lebih baik, dan lebih baik,” ujar dia.

photo
Pemerintah melakukan pemangkasan anggaran kementerian dan lembaga. - (Republika.co.id)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement