REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) China menjawab protes Australia soal jet tempur China menjatuhkan suar di dekat pesawat Angkatan Udara Australia di Laut China Selatan. Insiden itu dekat Kepulauan Paracel atau Kepulauan Xisha, menurut pemerintah China pada Selasa (11/2/2025).
"Pesawat militer Australia sengaja memasuki wilayah udara China di atas Xisha Qundao tanpa izin China. Tindakan tersebut melanggar kedaulatan China dan merusak keamanan nasional China," kata Juru Bicara Kemenlu China, Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing, Kamis (13/2/2025).
Departemen Pertahanan Australia menuduh jet tempur J-16 China melakukan tindakan "tidak aman dan tidak profesional" terhadap pesawat pengintai maritim Australia di Laut China Selatan. Menteri Pertahanan Australia Richard Marles mengatakan, satu jet China melepaskan suar dalam jarak 30 meter (100 kaki) dari pesawat Angkatan Udara Australia P-8A Poseidon.
Hal itu terjadi setelah "ditantang oleh beberapa pesawat angkatan udara J-16 China" selama patroli rutin di wilayah udara internasional, tanpa menyebutkan lokasinya. Canberra lalu "menyampaikan pernyataan tentang kekhawatiran kami" ke Beijing pada Rabu (12/2/2025) dan Kamis, tentang insiden tersebut.
Baik pilot maupun pesawat tidak mengalami luka atau pun kerusakan. "China telah mengajukan protes serius kepada Australia dan mendesak Australia untuk berhenti melanggar kedaulatan China dan melakukan provokasi serta berhenti mengganggu perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan," ucap Guo Jiakun.
China, ungkap Guo, mengambil tindakan yang sah, sesuai hukum, profesional, dan terkendali untuk mengusir pesawat tersebut. Selain tindakan jet tempur hina, Canberra pada Kamis juga mengatakan, satuan tugas Angkatan Laut China yang terdiri dari kapal fregat Hengyang, kapal perusak Zunyi dan satu kapal pasokan tengah beroperasi di timur laut Australia sehingga militer Australia memantau aktivitasnya.
Pada November 2023, Australia menuduh Beijing melakukan interaksi yang tidak aman dan tidak profesional di lepas pantai Jepang. Hal itu setelah sebuah kapal perusak China mendekati kapal militer Australia tempat para penyelam mencoba melepaskan jaring ikan dari baling-balingnya yang mengakibatkan penyelam militer terluka.