REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kantor Kementerian Agama Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat menyebut besaran biaya perjalanan ibadah haji (Bipih) jamaah calon haji yang akan berangkat dari Embarkasi Lombok tahun 2025 ditetapkan sebesar Rp56.764.801.
"Besaran Bipih Embarkasi Lombok itu sesuai Keputusan Presiden yang baru kami terima," kata Kepala Seksi (Kasi) Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Mataram H Kasmi di Mataram, Kamis.
Besaran Bipih Embarkasi Lombok itu sudah mendapat manfaat atau subsidi pemerintah dari yang seharusnya dibayarkan sebesar Rp90.743.309 menjadi Rp56.764.801, sehingga setiap jamaah mendapatkan manfaat Rp33.578.508.
Namun demikian, lanjutnya, dalam Keputusan Presiden yang diterima itu belum menyebutkan jadwal pelunasan Bipih.
"Untuk jadwal pelunasan Bipih kami masih menunggu informasi selanjutnya. Semoga bisa dalam waktu dekat, agar jamaah bisa langsung melunasi," katanya.
Data Kemenag Kota Mataram mencatat jumlah jemaah calon haji asal Kota Mataram yang akan berangkat musim haji 2025 sebanyak 723 orang. Jamaah tersebut merupakan yang mendaftar pada bulan April-September 2012. Untuk persiapan keberangkatan, katanya, jamaah calon haji saat ini sedang melakukan proses pemeriksaan kesehatan dan pembuatan paspor.
"Jamaah yang sudah melakukan pemeriksaan kesehatan mencapai sekitar 85 persen, begitu juga yang sudah menyerahkan paspor," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram dr H Emirald Isfihan sebelumnya mengatakan, sebanyak 85 persen atau sekitar 614 JCH Kota Mataram sudah melakukan pemeriksaan kesehatan dan dinyatakan istitaah dan sisanya masih dalam proses dan ada yang melakukan pemeriksaan lanjutan ke tingkat rumah sakit.
Dalam proses layanan pemeriksaan kesehatan jamaah calon haji, pihaknya sudah menekankan kepada semua petugas di 11 puskesmas se-Kota Mataram agar semua jamaah bisa lolos istitaah kesehatan, dengan cara melakukan pendampingan dan bimbingan kepada jamaah secara baik dan benar hingga mereka bisa mendapatkan istitaah kesehatan haji sebagai dasar untuk pelunasan Bipih.
"Jika ada yang membutuhkan pendampingan dan rujukan terhadap penyakit jamaah, petugas harus siap membantu sampai jamaah istitaah," katanya.