Jumat 14 Feb 2025 18:43 WIB

Kemenag Ajak Media Terapkan Nilai-Nilai Deklarasi Istiqlal dalam Siaran Ramadhan

Siaran agama Ramadhan harus kedepankan semangat persatuan

Dirjen Bimas Islam, Prof Abu Rokhmad, menyatakan siaran agama Ramadhan harus kedepankan semangat persatuan
Foto: Dok Istimewa
Dirjen Bimas Islam, Prof Abu Rokhmad, menyatakan siaran agama Ramadhan harus kedepankan semangat persatuan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA– Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Kementerian Agama (Kemenag), Abu Rokhmad mengajak lembaga penyiaran untuk menyajikan program siaran agama yang selaras dengan Deklarasi Istiqlal selama Ramadhan 1446 H/2025 M, yakni mengedepankan nilai-nilai toleransi, kemanusiaan, dan kepedulian terhadap lingkungan.

"Ramadhan adalah bulan kedamaian, karena itu media harus menyiarkan konten yang memberikan ketenangan kepada umat," ujar Abu dalam Temu Penanggung Jawab Program Siaran Agama Islam di Media, di Wisma Kemenag, Jakarta, Kamis (13/2/2025).

Baca Juga

Dia menegaskan, Kemenag melakukan kerja sama dengan media penyiaran untuk memastikan siaran agama disampaikan oleh ulama dan narasumber yang berkompeten, sehingga pesan dakwah dapat tersampaikan secara damai dan inklusif.

Abu menekankan bahwa siaran agama selama Ramadhan harus sejalan dengan semangat Deklarasi Istiqlal, yaitu menolak segala bentuk dehumanisasi, serta mengedepankan empati, kasih sayang, dan penghormatan terhadap sesama tanpa memandang latar belakang sosial dan budaya.

"Siaran agama juga harus mendorong sikap empati, kasih sayang, serta penghormatan terhadap sesama, tanpa memandang latar belakang sosial dan budaya," tambahnya.

Selain itu, dia mengungkapkan pentingnya isu lingkungan dalam dakwah Ramadan. Menurutnya, Islam mengajarkan bahwa alam adalah amanah yang harus dijaga, sehingga siaran agama diharapkan mengajak masyarakat untuk hidup lebih ramah lingkungan.

"Islam menempatkan alam sebagai amanah yang harus dijaga. Siaran agama di bulan Ramadhan juga menekankan kesadaran ekologis, mengajak masyarakat untuk hidup lebih ramah lingkungan, serta menjaga kebersihan dan kelestarian alam sebagai bagian dari ibadah," jelasnya.

Menurut Abu, media memiliki tanggung jawab besar dalam membangun harmoni sosial melalui siaran agama, terutama selama Ramadan yang merupakan momentum untuk mempererat persaudaraan dan persatuan.

"Ramadhan, bulan persaudaraan dan persatuan, harus dimanfaatkan untuk mempererat hubungan antarumat beragama, membangun toleransi, serta mencegah munculnya ujaran kebencian yang dapat mengganggu kerukunan masyarakat," tegasnya.

Selain menyiarkan ceramah agama, media juga diharapkan menyajikan kisah-kisah inspiratif tentang gotong royong, kepedulian sosial, dan semangat berbagi.

"Media tidak sekadar menyajikan ceramah agama, tetapi juga harus menghadirkan inspirasi melalui kisah nyata yang dapat mendorong masyarakat untuk lebih aktif dalam kegiatan sosial yang membawa manfaat bagi sesama," jelas Abu.

Guru Besar UIN Walisongo Semarang itu berharap, kemajuan teknologi dapat menjadi alat untuk memperluas pemahaman umat terhadap ajaran Islam, bukan malah menghambat dakwah.

BACA JUGA: 'Israel Telah Menjadi Bahan Tertawaan di Timur Tengah'

"Saya yakin bahwa dengan diskusi dan pertukaran gagasan dalam forum ini, kita dapat merumuskan langkah-langkah strategis yang mampu meningkatkan kualitas siaran agama di media. Dengan kerja sama yang solid dan komitmen yang kuat, kita dapat mewujudkan siaran agama yang berkualitas, inspiratif, dan mampu menjawab tantangan zaman," kata dia. 

Acara ini dihadiri oleh Komisioner KPI Pusat Periode 2022-2025, Mimah Susanti, Direktur Penerangan Agama Islam Kemenag, Ahmad Zayadi, serta Kasubdit Seni, Budaya, dan Siaran Keagamaan Islam, Wida Sukmawati.

Hadir pula perwakilan dari berbagai stasiun radio dan televisi nasional, seperti RRI, Radio Elshinta, Radio Sonora, Jak FM, Prambors Radio, Gen FM, TV One, Trans TV, RCTI, SCTV, Indosiar, MNC TV, ANTV, MD TV, Metro TV, TVRI, iNews TV, GTV, TV MU, TV NU, Aswaja TV, CNN Indonesia, Trans 7, Jak TV, Kompas TV, RTV, Moji TV, dan Republika TV.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement