REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Diplomat veteran yang juga mantan menteri luar negeri Hassan Wirajuda menyebut tren tagar #KaburAjaDulu yang berkembang di sejumlah platform media sosial merupakan ekspresi anak muda yang perlu didengarkan sekaligus diberikan penjelasan cukup mengenai kondisi terkini negara lain.
"Menurut saya #KaburAjaDulu adalah ekspresi orang muda. Biasa saja dan yang tua coba lebih toleran. Jangan membercandai. Didengar saja. Jangan dibikin ruwet. Itu kan ekspresi khas orang muda yang resah," kata Hassan Wirajuda kepada Antara di Beijing, Rabu (19/2/2025).
Karena itu, menurutnya, yang tua jangan memperburuk, dan mempersulit dengan membuat komentar yang membuat orang muda lebih marah.
Tren tersebut populer di media sosial setelah banyak warga negara Indonesia (WNI) yang sedang bekerja di luar negeri menyarankan warganet untuk mengikuti jejak mereka bekerja di luar Indonesia.
Tren tersebut meluas setelah para WNI yang bekerja di luar negeri itu menyebutkan banyak keuntungan yang bisa diperoleh jika bekerja di luar negeri, termasuk mendapatkan upah yang tinggi dan kualitas hidup yang lebih baik.
"Keresahan itu wajar saja, bisa dimengerti karena misalnya ada kekhawatiran atas efisiensi anggaran negara. Mestinya saat disebut akan ada penghematan, maka sudah diantisipasi akan ada keresahan. Ini soal komunikasi publik," kata Hassan yang juga Rektor Universitas Prasetiya Mulya itu.
View this post on Instagram