REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno melakukan peninjauan ke kawasan Cilandak Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (21/2/2025). Kunjungan itu dilakukan untuk memantau langsung proses pengerukan Kali Krukut untuk mengantisipasi bencana banjir di kawasan tersebut.
Rano mengaku mendapatkan laporan bahwa kawasan itu kerap dilanda banjir, khususnya ketika hujan dengan intensitas tinggi. Bahkan, ketinggian air bisa mencapai 2 meter ketika sedang terjadi banjir.
"Saya sangat yakin mereka juga udah capek juga kan kalau tiap hari (banjir). Tadi saya lihat banjir bisa dua meter," kata dia saat meninjau bantaran Kali Krukut di Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat.
Karena itu, Rano menilai, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta harus melakukan perubahan. Di sisi lain, masyarakat juga harus siap menerima perubahan yang akan dilakukan. Sebab, masalah banjir itu dinilai tidak pernah akan selesai apabila tidak dilakukan perubahan.
Ia mengaku telah menyiapkan sejumlah skenario untuk mengatasi banjir yang kerap terjadi di bantaran Kali Krukut itu. Salah satu upaya yang ditawarkan adalah merelokasi warga di kawasan tersebut ke rumah susun (rusun). "Ya, concern-nya banyak, ada beberapa skenario. Skenario yang paling ideal, kita harus relokasi," kata Bang Doel, sapaan akrab Rano Karno.
Menurut dia, di kawasan itu terdapat beberapa lahan yang dapat digunakan untuk menjadi rusun. Ia menilai, Pemprov Jakarta siap untuk membangun rusun itu sebagai tempat relokasi untuk warga yang kerap terdampak banjir.
Meski demikian, proses relokasi itu dinilai tidak akan dapat dilakukan dengan mudah. Pasalnya, dibutuhkan sosialisasi terlebih dahulu kepada warga yang akan direlokasi.
Dalam peninjauan itu, Rano juga melihat terdapat beberapa kendala yang dihadapi dalam pengerukan kali di Jakarta. Beberapa kendala yang dihadapi adalah lebar kali yang sempit dan jalan yang tidak lebar, sehingga alat berat untuk mengeruk sedimen lumpur tidak bisa masuk.
Kendati demikian, Pemprov Jakarta akan mencari solusi untuk menanganinya. Sebab, program pengerukan kali masuk dalam program 100 hari kerjanya bersama Gubernur Jakarta Pramono Anung. "Program pengerukan kali masuk program 100 hari kerja, tapi memang tidak bisa selesai dalam satu hari," kata dia.