REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Maybank Indonesia Tbk (Maybank Indonesia) mengumumkan kinerja keuangan konsolidasian untuk periode tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2024 dengan laba sebelum pajak sebesar Rp 1,60 triliun. Dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Republika pada Jumat (21/2/2025), Maybank menyatakan berfokus pada upaya meraih pertumbuhan supergrowth guna memperkuat fundamentalnya terutama pada segmen-segmen inti seperti kredit segmen korporasi dalam
negeri berskala besar, segmen non-ritel usaha kecil dan menengah, dan segmen ritel pembiayaan otomotif.
Presiden Direktur Maybank Indonesia, Steffano Ridwan mengatakan Maybank Indonesia telah menutup tahun 2024 dengan prospek yang menjanjikan, ditandai dengan pertumbuhan kredit yang sehat di seluruh segmen inti. Pertumbuhan ini membuka jalan bagi momentum pertumbuhan yang lebih kuat ke depan. Profitabilitas bank tetap menjadi fokus untuk tahun mendatang, dengan tetap menjalankan prinsip kehati-hatian dalam menjaga kualitas serta pengelolaan aset.
“Upaya berkesinambungan Maybank Indonesia untuk memperkuat posisinya kembali di segmen nonritel tercermin dari pertumbuhan signifikan pada portofolio pembiayaan komersial dan UKM. Demikian pula dengan pembiayaan korporasi yang menyasar pada entitas lokal besar telah secara konsisten mendorong pertumbuhan yang kuat dan berkontribusi terhadap pendapatan bank secara keseluruhan,” kata Steffano.
Maybank menerapkan inisiatif strategis bertumpu pada strategi M25+ Grup Maybank yang fokus pada peningkatan operasional bisnis dan kapabilitas teknologi, serta memperkuat pendekatan 'One Maybank' untuk mendorong pertumbuhan melalui segmen-segmen bisnis yang berpotensi tumbuh lebih lanjut. Dukungan strategis ini telah mendorong pertumbuhan kredit sebesar 10 persen di seluruh segmen inti menjadi Rp 127,58 triliun pada 31 Desember 2024 dari Rp 116 triliun tahun sebelumnya.
Kredit segmen non-ritel Community Financial Services (CFS) naik 19,7 persen menjadi Rp36,87 triliun dari Rp30,81 triliun yang didorong oleh pertumbuhan kredit komersial Business Banking sebesar 25 persen, kredit Usaha Kecil Menengah (SME+) sebesar 22,4 persen serta kredit segmen Retail SME (RSME) sebesar 14,1 persen.
Untuk pembiayaan berkelanjutan tercatat sebesar Rp 22,09 triliun pada Desember 2024 didukung pembiayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebesar Rp 17,12 triliun. Pada tahun yang sama, Maybank membiayai sektor transportasi ramah lingkungan sebesar Rp 346 miliar dan sektor energi terbarukan sebesar Rp 56 miliar. Inisiatif pembiayaan berkelanjutan ini memberikan kontribusi sebesar 19,4 persen terhadap portofolio kredit bank.
Pertumbuhan kredit yang dibukukan Bank pada 2024 berkontribusi pada peningkatan aset konsolidasian sebesar 14,8 persen menjadi Rp 197,18 triliun dari Rp 171,80 triliun.
Sementara itu, simpanan nasabah naik 3 persen menjadi Rp 119 triliun dari Rp 115,50 triliun, didorong pertumbuhan CASA sebesar 6,6 persen terdiri dari Giro yang tumbuh 10,8 persen dan Tabungan tumbuh sebesar 0,3 oersen. Pertumbuhan CASA ini sejalan dengan strategi Bank dalam mengelola biaya dana yang efisien serta berkelanjutan. Rasio CASA menguat menjadi 52,9 persen, naik dari 51,1 persen
tahun sebelumnya.
Pencadangan (CKPN) pada 2024 meningkat dibandingkan dengan 2023 sehubungan dengan manajemen risiko kredit yang dilakukan secara proaktif pada kuartal I 2024. Rasio Non-Performing Loan (NPL) konsolidasian membaik dari 2,9 persen (bruto) dan 1,9 persen (neto) pada Desember 2023 menjadi 2,7 persen (bruto) dan 1,4 persen (neto) pada Desember 2024 seiring dengan pertumbuhan kredit. Loan at Risk/LAR membaik menjadi 8,2 persen, dari 8,9 persen tahun sebelumnya.