REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- PT Bank BCA Syariah (BCA Syariah) tengah menjajaki bisnis bullion bank atau usaha yang berkaitan dengan emas. Langkah ini dilakukan untuk memperluas pangsa pasar produk Pembiayaan Emas iB milik perseroan.
Kepala Satuan Kerja Bisnis Retail dan Konsumer BCA Syariah, Bukit Mas Siahaan mengatakan, rencana tersebut masih dalam tahap kajian. “Direksi memiliki rencana ke arah itu. Saat ini kami masih mempelajari lebih dalam model bisnisnya serta potensi yang bisa digarap,” ujarnya kepada wartawan, Ahad (23/2/2025).
Salah satu opsi yang sedang dipertimbangkan adalah tabungan emas. Menurut Bukit, tabungan emas lebih mudah diimplementasikan dibandingkan skema lainnya.
“Tabungan emas bekerja seperti di lembaga lain. Nasabah menyetor dana, lalu dana tersebut dikonversi menjadi emas sesuai harga saat itu. Namun, kami lebih fokus pada pembiayaan emas,” jelasnya.
Ia menambahkan, pembiayaan emas memiliki keunggulan dibandingkan tabungan emas. Dalam skema tabungan, jumlah emas yang diperoleh nasabah bergantung pada fluktuasi harga emas saat penyetoran dana. Sebaliknya, dalam skema pembiayaan, harga emas dikunci sejak awal, sehingga jumlah emas yang diperoleh nasabah lebih pasti.
“Misalnya, jika nasabah menabung Rp 500 ribu, maka ia mendapat emas sesuai harga saat itu. Jika harga emas naik di kemudian hari, jumlah emas yang diperoleh dari setoran berikutnya bisa lebih sedikit. Sementara dalam skema pembiayaan, harga emas sudah ditentukan sejak awal, sehingga nasabah bisa mendapatkan jumlah emas yang lebih stabil,” jelasnya.
Ihwal peluncuran tabungan emas, Bukit menyebut saat ini BCA Syariah masih fokus memperbesar portofolio pembiayaan konsumer. “Untuk saat ini, kami masih memprioritaskan pembiayaan konsumer sepanjang 2025. Namun, tidak menutup kemungkinan akan ada perubahan rencana bisnis,” tambahnya.
Sepanjang 2024, total pembiayaan BCA Syariah telah mencapai Rp 10,7 triliun, dengan pembiayaan konsumer sebesar Rp 1,5 triliun. “Kami masih memiliki ruang yang luas untuk bertumbuh,” kata dia.