REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penasihat Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan Nasional menegaskan bahwa efisiensi anggaran Rp 300 triliun yang disebut Presiden Prabowo Subianto bukanlah suntikan modal operasional untuk Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara), melainkan ditujukan untuk diinvestasikan. Hal itu diutarakan oleh Penasihat Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro seusai menghadiri acara Digital Economic Forum di Jakarta, Selasa (25/2/2025).
Danantara, kata Bambang, sudah memiliki modal dari aktivitas perusahaan-perusahaan BUMN yang dinaungi saat ini. Superholding tersebut dibentuk dengan mengalihkan kepemilikan saham BUMN yang sebelumnya dikuasai Kementerian BUMN menjadi langsung di bawah Danantara.
"Jadi struktur modalnya apa yang ada sekarang. Kalau misalnya Pak Presiden mengatakan akan ada yang diinvestasikan (Rp 300 triliun) melalui Danantara, itu maksudnya bukan untuk memberikan modal kepada Danantara," katanya.
Tetapi, imbuh dia Danantara diharapkan bisa melakukan investasi yang nanti sebagian bisa ikut mendorong pertumbuhan ekonomi dan agenda-agenda pembangunan yang sedang dilakukan oleh pemerintah. Ia juga menegaskan bahwa pernyataan Prabowo mengenai investasi melalui Danantara tidak berarti memberikan tambahan modal dari APBN. Efisiensi anggaran dalam APBN justru digunakan untuk berbagai program prioritas, bukan untuk Danantara.
"Tentunya kalau anggaran kan memang dalam satu disiplin APBN. APBN dipakai untuk apa? Ya untuk program-program prioritas, kan bisa saja misalkan tidak hanya makan bergizi gratis (MBG), atau untuk tiga juta rumah. Nah tiga juta rumah kan tidak harus semuanya dari APBN, tapi bisa dengan skema investasi melibatkan baik BUMN maupun perasaan swasta," tuturnya.
Terkait jumlah pasti yang dialokasikan untuk Danantara, Bambang mengaku tidak mengetahuinya secara persis. Namun, dirinya memastikan bahwa modal operasional Danantara berasal dari BUMN yang kini dikelola dalam bentuk superholding.
"Ya modal Danantara adalah yang apa yang ada sekarang di BUMN. Ini kan kayak membuat semacam superholding dari BUMN. Jadi ya dijumlah semua, modalnya Pertamina, Telkom, Bank Mandiri dan semuanya," kata Bambang.
Sebagaimana diketahui, Presiden Prabowo Subianto telah mengumumkan pemanfaatan hasil efisiensi anggaran sebesar Rp 300 triliun bakal dialokasikan untuk dikelola Danantara.
Adapun Danantara yang berperan sebagai sovereign wealth fund (SWF) milik Indonesia itu baru saja diluncurkan secara langsung oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin lalu (24/2/2025). Danantara akan mengelola aset hingga lebih dari 900 miliar dolar AS, dengan proyeksi dana awal mencapai 20 miliar dolar AS.
Danantara akan memegang dua holding, yakni operasional yang dipimpin oleh Dony Oskaria yang juga Wakil Menteri BUMN, serta bidang investasi yang dipimpin oleh Pandi Sjahrir. Presiden Prabowo juga menunjuk Menteri BUMN Erick Thohir sebagai Ketua Dewan Pengawas Danantara, yang dibantu Wakil Ketua Dewan Pengawas Muliaman Hadad.