REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan meninjau Pasar Johar, Johar Baru, Jakarta Pusat, Rabu (5/3/2025) pagi WIB. Ia bersama beberapa stakeholder pangan melihat kondisi pasokan dan harga komoditas, di pasar tersebut selama Ramadan dan jelang Idul Fitri 2025.
Dari hasil peninjauan ini, ia pastikan sebagian besar dalam kondisi stabil. Baik itu dari segi pasokan, maupun harga. Hanya cabai rawit merah yang belum sesuai alias masih melambung tinggi harganya.
"Kita lihat harganya stabil, yang pedes memang satu. Harganya pedes itu, tapi yang lain-lain, sama, sesuai dengan HET (harga eceran tertinggi)," kata Zulhas, di Pasar Johar, Rabu (5/3/2025).
Menko Pangan menyambangi pedagang satu per satu. Ia melihat sendiri kondisi stok sejumlah komoditas yang dijual, di antaranya ayam, beras, telur dan sebagainya.
"Sekali lagi, yang pedes hanya cabai. Cabai merah, cabai keriting. Itu teman-teman yang bisa saya sampaikan ke masyarakat. Selebihnya, tidak usah khawatir, barangnya banyak, stok melimpah," ujar Zulhas.
Secara khusus ia menyinggung proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS) seputar produktivitas beras di awal 2025. BPS memprediksi hasil panen raya dari Januari-April akan menjadi yang tertinggi dalam tujuh tahun terakhir.
"Kalau beras sudah aman, gak ada masalah. Yang cabai, mungkin karena musim hujan, kalau hujan kan panennya gagal," tutur Zulhas.
Ia menerangkan dari hasil penelusurannya, harga cabai rawit di pasar ini sekitar Rp 80 ribu - Rp 100 ribu per kilogram (kg). Para pembeli juga menyuarakan hal serupa. Ada yang mendapati harga cabai rawit Rp 110 ribu - Rp 120 ribu per Kg. Kisaran angka demikian, berada di atas Harga Acuan Penjual (HAP) dan Harga Eceran Tertinggi (HET).
Sebelumnya, dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Menteri Perdagangan Budi Santoso mengakui hal itu. Ia menerangkan harga cabai rawit di pasaran saat itu, melonjak jauh hingga menembus kisaran Rp 100 ribu per Kg.