REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada awal pekan ini, Presiden Prabowo Subianto memimpin rapat terbatas (Ratas) di Istana Merdeka, Jakarta. Dalam Ratas tersebut, muncul sejumlah gagasan, salah satunya tentang rencana membentuk Koperasi Desa Merah Putih.
Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi kembali menyinggung hal itu. Dalam laman setkab.go.id, disebut pembentukan Kop Des ini merupakan kebijakan strategis untuk memperkuat ekonomi desa. Salah satunya di bidang pangan itu.
"Oh ya, yang terakhir, untuk di daerah pedesaan, Pak Presiden sudah menyampaikan akan membentuk 70 ribu Koperasi Desa Merah-Putih. Artinya nanti nggak ada harga di petani yang jatuh, karena akan diserap Koperasi Desa. Sedang disiapkan, belum ya," ujar Arief saat ditemui di Pasar Johar, Jakarta Pusat, Rabu (5/3/2025).
Sejauh ini, pemerintah masih memiliki cara ampuh agar harga tidak mengalami lonjakan di berbagai komoditas. Negara, kata Kepala NFA, memperkuat cadangan pangan. Dengan begitu bisaa membuat harga stabil.
Belakangan hanya cabai rawit yang harganya melambung tinggi. Sejumlah komoditas lain masih dalam taraf aman. Begitu juga dengan pasokannya.
Kembali ke ke isu pembentukan Koperasi Desa Merah-Putih. Dikutip dari setkab.go.id, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas), menjelaskan koperasi ini akan menjadi pusat kegiatan ekonomi desa. Itu termasuk sebagai tempat penyimpanan dan penyaluran hasil pertanian masyarakat.
"Satu yang diputuskan yaitu dibentuknya Koperasi Desa Merah Putih, jadi disingkat Kop Des Merah Putih. Nah itu akan dibangun di 70 ribu desa,” ujar Zulhas.
Pemerintah, jelas dia, akan mengoptimalkan dana desa yang telah ada untuk mendukung pendanaan program ini. Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) juga akan berperan dalam pendanaan melalui skema cicilan selama tiga hingga lima tahun guna memastikan koperasi dapat beroperasi secara optimal sejak awal.
"Satu desa tadi diperkirakan akan mengeluarkan anggaran sampai Rp 3-5 miliar. Kan kita ada dana desa Rp 1 miliar per tahun, kalau 5 tahun kan berarti Rp 5 miliar," ujar Zulhas.
Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi mengatakan, dalam implementasinya, Kop Des Merah Putih akan dikembangkan melalui tiga pendekatan utama. "Jadi ada tiga model. Pertama, membangun koperasi baru. Kedua, merevitalisasi koperasi yang sudah ada. Ketiga, membangun dan mengembangkan," ujar Budi Arie.
Selain memperkuat ekonomi desa, koperasi ini juga diharapkan dapat memutus mata rantai distribusi barang yang selama ini merugikan produsen dan konsumen. "Supaya bisa lebih murah harga-harga di masyarakat," tegas Budi.
Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto menegaskan kebijakan ini akan didukung dengan revisi regulasi terkait penggunaan dana desa. Yandri menekankan tujuan utama kebijakan ini adalah untuk memastikan desa-desa berkembang dan memiliki fondasi ekonomi yang kuat.
"Fokusnya kepada Koperasi Desa Merah Putih, ujungnya sama semangatnya, bagaimana suasana pangan, bagaimana yang lain-lain. Inti pokoknya desa semua maju, desa semua berkembang dengan baik. Kita akan bangun desa, bangun Indonesia,” kata Yandri.
Sekitar 64 ribu kelompok tani siap bermigrasi menjadi koperasi. Ini bisa memebuat sistem pertanian dan distribusi pangan di desa dapat terintegrasi dengan lebih baik. Dengan terbentuknya Kop Des Merah Putih, pemerintah berharap perekonomian desa semakin kuat, distribusi pangan lebih efisien, dan kesejahteraan masyarakat pedesaan meningkat.
Program ini juga akan terus dikawal agar dapat berjalan efektif. Pada akhirnya harus bisa memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.