Kamis 06 Mar 2025 14:49 WIB

Mulai Pulih, Paus Fransiskus Langsung Telepon Gaza 

Kondisi Paus Fransiskus dilaporkan mulai stabil.

Paus Fransiskus melihat instalasi Bintang Betlehem yang menampilkan patung bayi Yesus mengenakan keffiyeh Palestina di Aula Paulus VI Vatikan, Sabtu (7/12/2024).
Foto: REUTERS/Remo Casilli
Paus Fransiskus melihat instalasi Bintang Betlehem yang menampilkan patung bayi Yesus mengenakan keffiyeh Palestina di Aula Paulus VI Vatikan, Sabtu (7/12/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, VATIKAN – Paus Fransiskus untuk pertama kalinya dalam beberapa pekan terakhir mulai bisa beraktivitas dalam perawatan. Salah satu hal yang ia lakukan pertama-tama adalah menanyakan kabar paroki Katolik di Gaza.

Dilaporkan Independent Catholic News, Paus Fransiskus menelepon paroki Katolik di Gaza kemarin dan melakukan beberapa tugas lainnya. Sementara kondisinya stabil, tanpa insiden pernafasan baru.

Baca Juga

"Bapa Suci tetap stabil hari ini, tanpa ada episode gangguan pernapasan,” bunyi keterangan Kantor Pers Takhta Suci pada Rabu malam. “Sesuai rencana, penggunaan oksigenasi tambahan, aliran tinggi, dan ventilasi mekanis non-invasif akan dilanjutkan malam ini.

“Bapa Suci meningkatkan fisioterapi pernafasan dan motorik aktifnya. Beliau menghabiskan hari itu di kursi berlengan. Mengingat kompleksitas situasi klinis, prognosisnya masih belum jelas.”

Kemarin pagi, di apartemen pribadi yang terletak di lantai 10 Vatikan, Paus ikut serta dalam upacara pemberkatan Abu Suci. Ia kemudian menerima Ekaristi. “Setelah itu, ia melakukan beberapa aktivitas kerja. Pagi harinya, ia juga menelepon Pastor Gabriel Romanelli, pastor paroki Gereja Keluarga Kudus di Gaza. Sore harinya, ia bergantian antara istirahat dan bekerja.”

Catholic News Agency melansir, Paus Fransiskus terus melanjutkan panggilan hariannya ke satu-satunya paroki Katolik di Jalur Gaza meskipun ia dirawat di rumah sakit. Paus dirawat di rumah sakit pada 14 Februari dan dilaporkan membaik setelah staf medis awalnya mengatakan dia dalam kondisi kritis.

Paroki Keluarga Kudus di Gaza telah menjadi tempat perlindungan bagi minoritas Kristen di Gaza yang dilanda perang. Kompleks paroki diubah menjadi tempat perlindungan darurat dari agresi Israel ke Jalur Gaza.

Pastor Gabriel Romanelli yang kembali ke wilayah Gaza pada tanggal 16 Mei, setelah terdampar selama tujuh bulan di Yerusalem Timur, menyatakan ratusan umat Kristiani mengungsi di Gaza. Paroki menghitung jumlah umat Kristen yang telah meninggalkan daerah kantong tersebut sekitar 200 orang, dan mereka yang melarikan diri ke arah selatan (sekitar 200 orang lagi) dan akhirnya, semua orang yang menyerah pada serangan Israel kemudian mengungsi.

photo
Orang-orang berdiri di antara puing-puing Gereja Ortodoks Yunani Saint Porphyrius setelah serangan udara semalam di Gaza, 20 Oktober 2023. - (EPA-EFE/MOHAMMED SABER)

Ia menyatakan, banyak umat paroki meninggal karena kekurangan obat-obatan akibat blokade yang dilakukan tentara Israel. Hingga Agustus lalu, jumlah kematian di komunitas Kristen menjadi 41 orang, dari 1.017 umat sebelum dimulainya perang pada 7 Oktober 2023.

Di antara para korban tersebut, 17 orang meninggal dalam serangan Israel terhadap Gereja Ortodoks Saint Porphyrius pada 19 Oktober 2023. Pada bulan-bulan berikutnya, penembak jitu tentara Israel menembak mati tiga wanita, termasuk guru musik berusia 84 tahun Elham Farah pada 13 November, dan kemudian Nahida Khalil Anton dan putrinya Samar Kamal Anton, terbunuh di dalam kompleks Keluarga Suci pada 16 Desember 2023. 21 orang lainnya dalam daftar tragis ini semuanya telah meninggal baru-baru ini. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement