Ahad 09 Mar 2025 13:48 WIB

Awas! Pola Makan Salah Bikin Puasa Jadi ‘Petaka’

Pola makan salah saat puasa ternyata dapat membahayakan kesehatan.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Pola makan salah saat puasa dapat membahayakan kesehatan (ilustrasi).
Foto: Republika
Pola makan salah saat puasa dapat membahayakan kesehatan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, NAGAN RAYA -- Selain menjalankan ibadah puasa, bulan Ramadhan juga menjadi kesempatan untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kesehatan. Namun, tanpa disadari, banyak orang melakukan kesalahan dalam pola makan saat puasa, yang justru dapat membahayakan kesehatan.

Seorang dokter di Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh Dokter Edi Hidayat Sp.PD, FINASIM, AIFO-K, FISQua, mengatakan pola makan yang salah ternyata dapat membahayakan kesehatan saat menjalankan ibadah puasa Ramadhan. “Bahaya makan terlalu banyak pada kesehatan adalah bisa memicu hyperglycemia spike atau lonjakan gula darah mendadak dalam tubuh,” kata dia pada Jumat (7/3/2025).

Baca Juga

Menurut dia, kondisi lonjakan gula darah ini akan mengakibatkan kelelahan pankreas untuk menurunkan kadar gula darah, yang akhirnya menyebabkan mengantuk dan badan menjadi lemas selesai berbuka.

Disamping itu, pola makan yang salah juga bisa mengakibatkan gangguan lambung.

“Pada perut yang kosong tiba-tiba diisi penuh, menyebabkan kembung, dan makanan bisa keluar lagi ke kerongkongan atau sering disebut penyakit Gerd,” kata Edi Hidayat.

Ada pun cara berbuka yang disarankan adalah mengikuti sunah Nabi dengan berbuka dengan kurma satu biji atau 3 biji dan diawali minum air terlebih dahulu. Mengonsumsi makanan harus bertahap untuk menjaga agar lambung bisa menampung jumlah makanan yang masuk dan mencegah kenaikan gula mendadak.

“Allah SWT sudah mengingatkan kita dalam Surah al-A’raf ayat 31, 'Jangan berlebihan dalam makan dan minum, karena Allah tidak menyukai orang yang berlebihan',” kata dia.

Edi Hidayat mengatakan, makan dan minum minuman manis terlalu banyak saat berbuka puasa juga tidak baik bagi tubuh, karena bisa menyebabkan lonjakan kadar gula darah yang bisa memicu terjadinya diabetes melitus.

Menurut dia, minuman manis bisa berefek memperberat kerja pankreas untuk menurunkan kadar gula. 

“Apabila kondisi ini terjadi berulang bisa mengakibatkan terjadinya resistensi insulin dalam tubuh,” ujarnya.

Resistensi insulin merupakan kondisi di mana sel-sel dalam tubuh tidak lagi bekerja dengan baik sehingga pankreas akan menghasilkan insulin lebih banyak lagi untuk menurunkan kadar gula yang tinggi.

Resistensi insulin bisa menimbulkan gemuk atau obesitas, diabetes tipe 2, penyakit jantung atau stroke.

Jika ingin minuman manis, Edi Hidayat menyatakan agar dapat memilih jus buah tanpa gula atau sedikit gula.

Selain itu, hal lainnya yang membahayakan umat Muslim yang menjalankan ibadah puasa pada bulan suci Ramadhan yaitu tidur setelah sahur atau berbuka puasa.

Menurut dia, kondisi setelah makan langsung tidur dapat mengakibatkan gangguan pada lambung, karena pada saat makanan terlalu banyak di dalam lambung, makanan dapat mengakibatkan naik ke tenggorokan dan menyebabkan nyeri di dada dan ulu hati.

Kondisi ini diakibatkan oleh gravitasi yang tidak membantu perut menahan makanan dan asam lambung naik ke atas.

Selain itu, tidak makan sahur saat akan menjalankan ibadah puasa juga dapat membahayakan kesehatan seseorang.

Ia mengatakan, banyak orang tidak sahur dengan alasan ngantuk atau untuk menurunkan berat badan. Padahal, sahur bukan sekadar makan, tetapi juga membantu pemenuhan energi agar kuat menjalani puasa.

Individu yang yang tidak makan sahur akan cenderung terjadi hipoglikemia atau kadar gula darah di otak menurun yang menyebabkan kelemahan, pusing, sulit berkonsentrasi, bahkan pingsan dalam kondisi ekstrem.

“Jadi sahur itu penting agar tubuh mendapatkan suplai energi yang cukup untuk beraktivitas,” ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement