REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Doa orang yang sedang berpuasa memiliki keutamaan. Doa-doanya akan dikabulkan oleh Allah.
Ini berdasarkan sebuah hadits yang berbunyi:
ثَلَاثةٌ لا تُرَدُّ دَعوَتُهُمُ؛ الإمامُ العادِلُ، والصّائمُ حَتَّى يُفطِرَ، ودَعوَةُ المَظلومِ تُحمَلُ على الغَمامِ وتُفتَحُ لَها أبوابُ السَّماءِ، ويَقولُ الرَّبُّ: وعِزَّتِى لأنصُرَنَّكِ ولَو بَعدَ حينٍ
“Tiga golongan yang tidak ditolak doanya: pemimpin yang adil, orang yang berpuasa hingga ia berbuka, dan doa orang yang terzalimi yang diangkat oleh Allah di atas awan, dibukakan baginya pintu-pintu langit, lalu Allah berfirman: ‘Demi kemuliaan-Ku, Aku pasti akan menolongmu meski setelah beberapa waktu’.” (HR Al-Baihaqi dalam As-Sunan Al-Kubra, Sunan Ibnu Majah, dan Sunan At-Tirmidzi)
Syekh Maulana Muhammad Zakariyya Al Khandahlawi dalam Kitab Fadhilah Amal menjelaskan, bahwa apabila Ramadhan tiba, raut wajah Rasulullah SAW berubah. Beliau lebih memperbanyak jumlah rakaat sholatnya (sunnah), dan berdoa dengan lebih tawadhu dengan rasa yang t akut yang lebih besar kepada Allah.
Menurut riwayat yang lain, beliau tidak pernah berbaring di tempat tidurnya hingga habis bulan Ramadhan. Riwayat lain menyatakan bahwa pada bulan Ramadhan para malaokat pemegang Arsy diperintahkan oleh Allah. "Tinggalkan ibadah kalian, aminilah doa-doa orang yang berpuasa."
Banyak sekali hadits yang menyatakan bahwa doa orang yang berpuasa akan dikabulkan, yang tidak dapat kita ingkari kebenarannya. Jika Allah SWT telah berjanji dan Nabi-Nya yang terpercaya telah memberi tahu kita, maka jangan sedikit pun meragukan kebenarannya.