Selasa 11 Mar 2025 14:54 WIB

Dedi Mulyadi Sebut Total Kerugian Banjir Bodebek Kemungkinan Lebih dari Rp 3 Triliun

Pemprov Jabar masih melakukan perhitungan dampak kerugian yang dialami masyarakat

Gubernur Jabar Dedi Mulyadi berbincang dengan Danlanud Husein Sastranegara Kolonel Pnb Alfian, Deputi Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto dan kepala BPBD Jabar Anne Hermadiane Adnan, usai meninjau persiapan proses operasi modifikasi cuaca di Lanud Husein Sastranegara, Kota Bandung, Selasa (11/3/2025). Dalam kegiatan itu sebanyak 24 ton garam ditabur di udara selama sepuh hari, dengan harapan dapat mengurangi intensitas hujan sebanyak 60 persen.
Foto: Edi Yusuf
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi berbincang dengan Danlanud Husein Sastranegara Kolonel Pnb Alfian, Deputi Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto dan kepala BPBD Jabar Anne Hermadiane Adnan, usai meninjau persiapan proses operasi modifikasi cuaca di Lanud Husein Sastranegara, Kota Bandung, Selasa (11/3/2025). Dalam kegiatan itu sebanyak 24 ton garam ditabur di udara selama sepuh hari, dengan harapan dapat mengurangi intensitas hujan sebanyak 60 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) masih melakukan perhitungan dampak kerugian yang dialami masyarakat terdampak bencana banjir dan longsor di wilayah, Kabupaten dan Kota Bekasi, Bogor dan Kabupaten Karawang, beberapa hari kemarin.

Menurut Gubernur Jawa Barat (Jabar), Dedi Mulyadi berdasarkan perhitungan sementara, total kerugian di wilayah Bodebek mencapai triliun rupiah, bukan lagi hanya satu hingga lima miliar.

Baca Juga

"Wilayah Bogor, Depok, Bekasi, Karawang, ya lebih. Nanti kita audit, kalau menurut saya lebih dari Rp 3 triliun ya, bukan hanya kerugian yang diderita oleh warga tapi juga recovery yang dilakukan oleh pemerintah juga mahal," ujar Dedi di Bandung, Selasa (11/3/2025).

Selain itu, Dedi Mulyadi pun membandingkan, dampak kerugian yang dialami masyarakat ini tidak sebanding dengan penghasilan dari para pelaku objek wisata di wilayah Puncak, Bogor. Padahal, mereka merupakan sumber terjadinya banjir.

"Makanya kalau pendapatan dari sektor kepariwisataan jualan tiket itu dapat sekian, ruginya di bawah dari itu. Makanya pembangunan itu jangan melihat sudut pandang ekonomi pendapatan terus, lihat yang ditimbulkan dari sebuah keputusan," katanya.

Diketahui, di wilayah Kabupaten Bekasi dan Kota Bekasi dihantam banjir selama beberapa hari kemarin. Rumah warga, fasilitas kesehatan, fasilitas umum di dua wilayah tersebut terendam banjir.

Tercatat, ada beberapa orang meninggal akibat banjir bandang dari hujan deras yang mengakibatkan Kali Bekasi meluap tersebut. Salah satu pelayanan publik yang ikut terkena banjir yakni Gedung Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bekasi yang berlokasi di Jalan Pramuka, Kelurahan Marga Jaya, Kecamatan Bekasi Selatan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement