Kamis 13 Mar 2025 12:21 WIB

ICP Februari Turun Menjadi 74,29 Dolar AS per Barel, Dampak Kebijakan Tarif AS

Penurunan ICP selaras dengan penurunan harga minyak mentah utama pasar internasional.

Rep: Frederikus Dominggus Bata/ Red: Friska Yolandha
Operator produksi mengatur aliran gas dari fasilitas produksi gas menuju pipa jaringan gas konsumen di Stasiun Pengumpul Subang, PT Pertamina EP Subang Field, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Kamis (2/11/2023). PT Pertamina EP Subang Field mencatat, pencapaian produksi gas hingga September 2023 mencapai 154,37 juta kaki kubik gas per hari serta minyak sebesar 3.557 barrel minyak per hari yang dijual ke konsumen gas area Jawa Barat dan kilang minyak Balongan, Kabupaten Indramayu.
Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Operator produksi mengatur aliran gas dari fasilitas produksi gas menuju pipa jaringan gas konsumen di Stasiun Pengumpul Subang, PT Pertamina EP Subang Field, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Kamis (2/11/2023). PT Pertamina EP Subang Field mencatat, pencapaian produksi gas hingga September 2023 mencapai 154,37 juta kaki kubik gas per hari serta minyak sebesar 3.557 barrel minyak per hari yang dijual ke konsumen gas area Jawa Barat dan kilang minyak Balongan, Kabupaten Indramayu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia telah menetapkan rata-rata harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) bulan Februari 2025 sebesar 74,29 dolar Amerika Serikat (AS)per barel. Angka demikian menunjukkan penurunan 2,52 dolar AS per barel dari ketetapan ICP Januari 2025 sebesar 76,81 dolar AS per barel. 

Angka ICP Februari ini ditetapkan melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 90.K/MG.01/MEM/2025 tentang Harga Minyak Mentah Bulan Februari 2025 tanggal 11 Maret 2025. Penurunan ICP selaras dengan penurunan harga minyak mentah utama di pasar internasional, yang salah satunya dipengaruhi oleh kekhawatiran pasar atas potensi penurunan permintaan minyak dunia akibat penetapan tarif Amerika Serikat (AS) untuk Kanada dan Meksiko.

Baca Juga

Penurunan harga minyak mentah global juga didorong oleh meredanya risiko geopolitik akan adanya potensi berakhirnya perang antara Rusia dan Ukraina dan adanya indikasi potensi pengurangan sanksi terhadap Rusia. Ini memicu kekhawatiran terjadinya oversupply.

"Salah satu penyebab penurunan harga minyak mentah di pasar internasional, antara lain kekhawatiran pasar atas potensi penurunan permintaan minyak dunia akibat penetapan tarif AS untuk Kanada dan Meksiko yang direncanakan akan segera diberlakukan, serta potensi penetapan tarif impor AS untuk negara-negara Uni Eropa hingga 25 persen," jelas Plt. Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, Chrisnawan Anditya, dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (13/3/2025).

Chrisnawan menyampaikan, pasca penetapan tarif oleh AS, China menetapkan kebijakan tarif balasan untuk AS yang berlaku pada 10 Februari 2025 atas minyak mentah, kendaraan, dan mesin pertanian sebesar 10 persen, serta batu bara dan LNG sebesar 15 persen. International Energy Agency (IEA) dalam publikasi bulan Februari menyampaikan suplai negara non-OPEC mengalami peningkatan produksi hingga 200 ribu barel perhari (BPH), menjadi 14,31 juta barel.

Sementara, untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah, selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi kekhawatiran pasar atas kondisi perekonomian China pascapublikasi Caixin Purchasing Manager Index Tiongkok sebesar 51 yang lebih rendah dari ekspektasi pasar. Juga terdapat unplanned shutdown pada Crude Distillation Unit di Kilang Kawasaki, Jepang dengan kapasitas 172,1 ribu barel per hari dan direncanakan akan dioperasikan kembali pada pertengahan Februari 2025.

Selengkapnya perkembangan harga minyak mentah utama pada Februari 2025 dibandingkan Januari 2025 adalah sebagai berikut:

  • Dated Brent turun sebesar 4,08 per dolar AS barel dari 79,23 dolar AS per barel menjadi 75,16 dolar AS per barel.
  • WTI (Nymex) turun sebesar 3,89 dolar AS per barel dari 75,10 dolar AS per barel menjadi 71,21 dolar AS per barel.
  • Brent (ICE) turun sebesar 3,39 dolar AS per barel dari 78,35 dolar AS per barel menjadi 74,95 dolar AS per barel.
  • Basket OPEC turun sebesar 2,56 dolar AS per barel dari 79,45 dolar AS per barel menjadi 76,89 dolar AS per barel.
  • Rata-rata ICP minyak mentah Indonesia turun sebesar 2,52 dolar AS per barel dari 76,81 dolar AS per barel menjadi 74,29 dolar AS per barel.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement