REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan pemerintah menargetkan hasil negosiasi tarif impor dengan Amerika Serikat (AS) mampu memberikan tarif yang lebih rendah dan setara dengan negara-negara lain. Airlangga menilai hal ini penting dalam meningkatkan daya saing produk ekspor Indonesia di pasar global.
"Yang penting Indonesia mendapatkan tarif lebih rendah dan tarif seimbang dengan negara-negara lain," ujar Airlangga dalam konferensi pers virtual bertajuk "Perkembangan Terkini Negosiasi dan Diplomasi Perdagangan Indonesia-AS dari AS pada Jumat (18/4/2025).
Airlangga menyebut negosiasi akan dilakukan dalam beberapa putaran dan menyesuaikan dengan dinamika pembahasan teknis antarkedua negara. Selama ini, ucap Airlangga, produk Indonesia seperti tekstil, elektronik, dan alas kaki masih dikenakan tarif lebih tinggi dibandingkan negara ASEAN lainnya.
"Terkait daya saing, Indonesia selama ini mendapatkan biaya masuk lebih tinggi di Eropa dan AS, terutama untuk produk-produk utama," sambung Airlangga.
Airlangga memaparkan kinerja ekspor Indonesia sejatinya menunjukkan tren positif, dengan neraca perdagangan surplus terhadap negara-negara besar termasuk AS. Airlangga mengatakan produk Indonesia yang masuk ke pasar AS saat ini mencapai sekitar 10 persen dari total ekspor nasional.
"Daya saing kita cukup baik, dan ekspor ke AS sekitar 10 persen dari total ekspor Indonesia," ucap Airlangga.
Pemerintah, lanjut Airlangga, juga mencatat bahwa kesenjangan perdagangan dengan Cina terus menyempit yang kian memperkuat optimisme terhadap hasil negosiasi dengan AS. Selain menjaga investasi, sambung Airlangga, pemerintah juga berkomitmen menghindari dampak negatif terhadap tenaga kerja domestik.
"Pemerintah optimistis perundingan ini hasilnya positif dan tidak akan berdampak terhadap pekerja maupun investasi," ucap Airlangga.
Selama di AS, delegasi Indonesia aktif menjalin komunikasi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pelaku bisnis dan asosiasi setempat. Menurut Airlangga, langkah ini bertujuan memperkuat posisi Indonesia dalam proses negosiasi yang ditargetkan rampung dalam 60 hari.
"Kami juga bertemu dengan stakeholder di AS agar posisi Indonesia dalam negosiasi ini bisa diselesaikan dalam waktu yang ditargetkan," sambung Airlangga.
Airlangga menambahkan pemerintah menyiapkan tim deregulasi guna mendukung kemudahan berusaha dan memperlancar perdagangan bilateral. Airlangga menjelaskan tim ini akan mengidentifikasi dan memperbaiki regulasi yang selama ini menghambat hubungan dagang dengan AS dan juga negara-negara lain seperti Uni Eropa (UE).
"Tim deregulasi ini akan memudahkan daya saing dan kemudahan berbisnis di Indonesia, termasuk untuk perjanjian dengan AS dan Uni Eropa," kata Airlangga.