MAGENTA -- Tiga sahabat berkuda dari Spanyol ke Arab Saudi untuk melaksanakan ibadah haji. Mereka menghidupkan kembali rute ziarah yang terakhir kali digunakan oleh umat Muslim Andalusia lebih dari 500 tahun yang lalu.
Mereka tiba di wilayah Perbatasan Utara Arab Saudi dua pekan lalu, tepat waktu untuk melaksanakan ibadah haji setelah menempuh perjalanan sejauh 8.000 Km melalui Spanyol, Prancis, Italia, Slovenia, Kroasia, Bosnia, Serbia, Turki, Suriah, dan Yordania.
Tiga orang Muslim asal Spanyol, Abdelkader Harkassi, Abdallah Hernandez, dan Tariq Rodriguez, memenuhi ambisi yang telah lama terpendam setelah memeluk Islam 35 tahun yang lalu.
Ketiga penunggang kuda tersebut ditemani oleh Bouchaib Jadil, seorang kepala konstruksi yang tinggal di Spanyol. Dia memberikan dukungan logistik kepada tim dengan memimpin jalan di dalam mobil.
Semuanya berawal ketika Abdullah Hernandez memeluk Islam 35 tahun yang lalu.
Ia menuturkan kepada Arab News tentang rasa syukurnya kepada Allah karena telah memberinya hidayah. Ia berjanji akan menuntaskan ibadah haji seperti yang dilakukan leluhurnya di Andalusia.
Tim berlatih selama dua tahun sebelum berangkat pada Oktober 2024 dari Masjid Al-Monaster, di selatan Spanyol.
Setelah melintasi perbatasan Yordania pada Jumat, 2 Mei 2025, ketiga sahabat asal Spanyol itu tiba di kota Qurayyat di Provinsi Al-Jawf, Arab Saudi utara di hari yang sama. Ketiganya menempuh perjalanan berkuda yang luar biasa selama tujuh bulan.
Selama singgah di Qurayyat, jamaah haji tersebut disambut oleh Kepala Pusat Al-Haditha, Mamdouh Al-Mutairi, yang menyambut mereka di Kerajaan. Dia mendoakan mereka agar mendapatkan masa tinggal yang menyenangkan dan haji yang mudah dan dapat diterima. Mereka juga bertemu dengan para pelajar dan pendukung.
Ketiganya disambut dengan hangat oleh penduduk Qurayyat, yang berpose untuk foto-foto kenangan bersama mereka.
"Tim sangat gembira karena kami semakin dekat dengan Makkah dan Madinah. Kota-kota suci ini sangat istimewa bagi kami, dan kami telah lama bermimpi mencapainya. Hati kami dipenuhi cinta dan harapan, dan kami menantikan momen ini dengan rasa hormat dan kebahagiaan yang mendalam," kata Hernandez kepada Arab News, Selasa (6/5/2025).
“Melalui perjalanan ini, kami ingin menemukan kembali rute bersejarah Andalusia dari Spanyol ke Harram Makkah. Ini juga merupakan perjalanan penuh tantangan di mana setiap langkah dirasakan oleh kami dan kuda-kuda, tetapi juga merupakan perjalanan bagi jiwa,” tambahnya.
Salah seorang jamaah haji, Harkassi, mengatakan mereka senang dapat menghidupkan kembali tradisi yang telah hilang. Ia menambahkan tim menabung uang dan berlatih selama beberapa tahun untuk perjalanan tersebut.
“Kami memulai perjalanan ini dengan niat murni untuk melaksanakan haji. Kami hampir sampai di sana, dan mudah-mudahan, sisa perjalanan akan lebih mudah,” ujar Harkassi.
Perjalanan mereka, yang melintasi berbagai bentang alam dan kondisi cuaca ekstrem, dibagikan kepada para pengikut di media sosial.
“Menyeberangi perbatasan merupakan tantangan terbesar. Beberapa negara lebih sulit diseberangi daripada yang lain karena kuda tidak lagi dianggap sebagai moda transportasi, tetapi harus ‘diimpor’ ke setiap negara sebagai ternak, tetapi alhamdulillah, kami telah berhasil menyelesaikan semua dokumen sejauh ini,” kata Hernandez.
Ekspedisi mereka, yang dikenal sebagai “Haji Berkuda,” disambut hangat oleh umat Muslim dan non-Muslim.
"Kami diterima dengan tangan terbuka di mana pun kami pergi — entah bagaimana setiap negara menjadi lebih ramah daripada sebelumnya, Masya Allah. Baik di negara Muslim maupun non-Muslim, orang-orang menunjukkan keramahtamahan yang luar biasa," kata Hernandez.
Dia bercerita mereka diundang ke rumah penduduk, berbagi makanan, mendengarkan cerita mereka, dan terlibat dalam percakapan yang bermakna tentang Islam.
“Kehangatan yang kami alami di negara-negara Muslim sangat mendalam, mencerminkan rasa persatuan yang mendalam di dalam umat kami. Semangat yang indah ini terlihat jelas dalam video terbaru kami dari Turki dan Suriah,” katanya.
Tim berangkat dengan dana yang terbatas, tetapi menerima dukungan dari umat Muslim setempat di sepanjang jalan untuk membiayai perjalanan unik tersebut.
Sumber: Arab News