Kamis 15 May 2025 13:25 WIB

Israel Tahan Dua Wanita Palestina yang Sedang Hamil di Penjara Tidak Manusiawi

Pengadilan Israel telah memperpanjang penahanan mereka.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
ILUSTRASI Penjara
Foto: pxhere
ILUSTRASI Penjara

REPUBLIKA.CO.ID,GAZA -- Kelompok-kelompok hak asasi manusia (HAM) telah menyuarakan keprihatinan mereka atas memburuknya kondisi kesehatan dan kondisi penjara dua tahanan Palestina yang sedang hamil, yakni Reema Balawi dari Tulkarem dan Zahraa Al-Kawazbeh dari Betlehem. Dua wanita hamil itu ditahan di Penjara Damon, Israel, dalam kondisi yang semakin tidak manusiawi.

Menurut sebuah pernyataan yang dirilis pada Rabu lalu oleh Klub Tahanan Palestina, kedua wanita tersebut sedang hamil lima bulan dan menderita pelanggaran terorganisir dan sistematis, termasuk kelaparan dan penolakan kebutuhan dasar.

Baca Juga

Diberitakan Days of Palestine, Rabu (14/5/2025), organisasi tersebut menuduh administrasi penjara Israel dengan sengaja menahan kebutuhan pokok dari kedua wanita tersebut, sebagai bagian dari kebijakan perampasan yang lebih luas yang menargetkan para tahanan Palestina, bahkan mereka yang memiliki kebutuhan kesehatan dan kehamilan yang kritis.

Reema Balawi (31 tahun) seorang ibu dari dua anak, ditangkap dari rumahnya di Tulkarem pada Februari 2025 dengan tuduhan menghasut. Zahraa Al-Kawazbeh (37) ibu tiga anak, ditahan pada awal April 2025 ketika kembali bersama keluarganya dari Yerikho.

Pengadilan Israel telah memperpanjang penahanan mereka beberapa kali, dengan sidang berikutnya dijadwalkan pada 18 Mei untuk Al-Kawazbeh dan 15 Juni untuk Balawi.

Klub Tahanan Palestina mencatat bahwa Balawi menderita kelainan darah akibat thalassemia dan membutuhkan perawatan medis yang berkelanjutan. Al-Kawazbeh memiliki masalah neurologis dan juga membutuhkan perhatian medis yang mendesak.

Kelompok ini memperingatkan bahwa kondisi ini merupakan bagian dari pola yang lebih besar dari penangkapan sistematis terhadap perempuan Palestina, yang telah meningkat sejak Israel melancarkan serangan besar-besaran ke Gaza pada 7 Oktober 2023.

Sejak dimulainya perang, organisasi-organisasi HAM telah mendokumentasikan 525 penangkapan perempuan Palestina. Hingga saat ini, 37 perempuan masih dipenjara, termasuk dua perempuan yang sedang hamil lima bulan.

Para advokat menyerukan kepada badan-badan hak asasi manusia internasional untuk segera turun tangan dan menekan Israel untuk menegakkan hak-hak medis dan kemanusiaan semua tahanan, terutama wanita ham.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement