Senin 19 May 2025 16:18 WIB

Pemuda Suku Dayak Harus Melek Digital, Wagub Kalbar: Teknologi Sekarang di dalam Celana

Literasi digital kunci pemuda suku dayak hadapi globalisasi.

Ilustrasi Suku Dayak.
Foto: ANTARA FOTO/Jessica Wuysang
Ilustrasi Suku Dayak.

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Krisantus Kurniawan, menegaskan bahwa kemampuan literasi digital menjadi kunci penting bagi generasi muda Dayak dalam menghadapi tantangan globalisasi yang semakin kompleks dan dinamis.

Dayak merupakan suku bangsa atau kelompok multi etnik yang mendiami pedalaman Pulau Kalimantan terutama digunakan di wilayah di Indonesia, tapi tidak digunakan untuk istilah etnik di wilayah Malaysia dan Brunei yang menggunakan etnik lebih spesifik yakni iban, bidayuh, melanau, kadazan, dusun, murut, kadayan, tutong, bisaya, belait dan sebagainya. Kata "daya" serumpun dengan misalnya kata "raya" dalam nama "Toraya" yang berarti "orang (di) atas, orang hulu".

Baca Juga

Berdasarkan bukti-bukti arkeologis yang ditemukan di Gua Niah (Sarawak) dan Gua Babi (Kalimantan Selatan), penghuni pertama Kalimantan memiliki ciri-ciri Austro-Melanesia, dengan proporsi tulang kerangka yang lebih besar dibandingkan dengan penghuni Kalimantan masa kini yang mendiami Pulau Kalimantan (Brunei Darussalam, Malaysia yang terdiri dari Sabah dan Sarawak, serta Indonesia yang terdiri dari Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Selatan). Ada 3 suku pokok atau 5 suku asli Kalimantan yaitu Melayu, Dayak, Banjar, Kutai, dan Tidung.

Jumlah warga suku dayat diperkirakan mencapai 3 juta jiwa. Mereka tersebar di berbagai daerah di Kalimantan. 

Di dalam saku celana

"Mahasiswa, anak muda sekarang, tidak sadar bahwa teknologi itu ada di dalam saku celana mereka. Ada di dalam tas mereka. Tapi kalau tidak dibarengi pemahaman dan literasi yang cukup, teknologi bisa menjadi pisau bermata dua," kata Krisantus saat memberikan sambutan dalam sebuah seminar kepemudaan yang digelar bertepatan dengan perayaan Pekan Gawai Dayak di Pontianak, Senin.

Menurut Krisantus, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah menciptakan ruang tanpa batas, di mana setiap orang, termasuk generasi muda Dayak, dapat mengakses informasi dari seluruh dunia hanya dalam genggaman tangan. Namun, kemudahan ini juga menghadirkan tantangan besar apabila tidak diimbangi dengan literasi digital yang baik.

Ia menekankan pentingnya memahami konsep literasi digital agar generasi muda tidak terjebak dalam arus informasi negatif, berita bohong, ujaran kebencian, hingga potensi terpapar paham radikalisme yang bertebaran di media digital.

"Kalau tidak dibekali dengan pemahaman dan literasi digital, kita bisa hancur. Kita bisa terjerat masalah hukum, bisa terjerumus dalam paham-paham yang menyimpang, bahkan bisa kehilangan arah," tuturnya.

 

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement