Senin 26 May 2025 12:52 WIB

AMDS 2025 Soroti Peran Strategis AI dalam Transformasi Pendidikan Kedokteran di ASEAN

Isu yang dibahas meliputi tantangan terkini proses belajar-mengajar dunia kedokteran.

Rep: Wulan Intandari/ Red: Fernan Rahadi
Konferensi pers acara ASEAN Medical Deans Summit (AMDS) ke-15 yang diselenggarakan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM), Yogyakarta, Senin (26/5/2025).
Foto: Wulan Intandari
Konferensi pers acara ASEAN Medical Deans Summit (AMDS) ke-15 yang diselenggarakan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM), Yogyakarta, Senin (26/5/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pesatnya perkembangan teknologi, terutama kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), menjadi salah satu titik fokus dalam acara ASEAN Medical Deans’ Summit (AMDS) ke-15 yang diselenggarakan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM), Yogyakarta, pada 25–27 Mei 2025.

Mengangkat tema besar 'Building Impactful Collaborations: Transforming Needs into Actions', forum bergengsi ini mempertemukan para dekan dan perwakilan dari fakultas kedokteran di kawasan ASEAN yang tergabung dalam ASEAN Medical Schools Network (AMSN).

Dekan FK-KMK UGM, Prof dr Yodi Mahendradhata mengatakan tema ini sejalan dengan dinamika zaman, khususnya di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan kompleksitas tantangan kesehatan global. Menurutnya AI bukan sekadar tren, tetapi sudah menjadi kebutuhan. Melalui forum seperti ini, para peserta yang hadir bisa bergerak bersama agar teknologi benar-benar menghadirkan manfaat bagi pendidikan, riset, dan kesehatan masyarakat di ASEAN.

Beberapa isu utama yang dibahas meliputi tantangan terkini dalam proses belajar-mengajar di dunia kedokteran, inovasi dan pengembangan teknologi AI pendidikan untuk mendukung pembelajaran yang lebih efektif, masa depan riset di bidang kedokteran, serta pentingnya program elektif dalam menunjang pengembangan pribadi mahasiswa kedokteran.

"Kehadiran AI ini memang merubah pola praktik di kedokteran. Kita melihatnya bukan menggantikan tetapi merubah polanya dan dokter yang akan memakai memang dokter yang memiliki kompetensi untuk menggunakan AI dengan baik. Kalau dari Fakultas Kedokteran, kepentingannya untuk bisa mengintergasikan pendidikan dengan itu," kata dr Yodi dalam konferensi pers AMDS 2025, Senin (26/5/2025).  

"Kita coba menampung usulannya, bagaimana AI diintegrasikan. Peluangnya (seperti apa) untuk bisa menyinergikan apa saja yang dikembangkan oleh masing-masing Fakultas Kedokteran (dari berbagai universitas AMSN yang hadir)," ucapnya menambahkan.

photo
Suasana acara ASEAN Medical Deans Summit (AMDS) ke-15 yang diselenggarakan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM), Yogyakarta, Senin (26/5/2025). - (Wulan Intandari)

Selain itu, dr Yodi menyampaikan bahwa forum ini menjadi kesempatan penting untuk memperkuat kolaborasi lintas negara. Ia pun mengajak semua pihak memanfaatkan kesempatan ini dengan maksimal, mulai dari saling mendengarkan, berbagi pengalaman, serta bertindak bersama untuk masa depan yang lebih baik yang berorientasi pada kemaslahatan masyarakat di kawasan ASEAN. 

Harapannya, AMDS 2025 mampu menjadi platform untuk merancang kerangka program kerja sama yang dapat diimplementasikan dalam jangka pendek dan dievaluasi secara berkala setiap tahun. Dengan cara ini, kata dia, hasil nyata dari kolaborasi dapat dilaporkan dalam forum-forum AMDS mendatang dan menjadi bagian dari kontribusi berkelanjutan terhadap pendidikan kedokteran di ASEAN.

"Kita ingin menghasilkan kerja sama dan kolaborasi yang berdampak, tentunya kemudian membuatnya menjadi aksi nyata," ujarnya menambahkan.

Sementara Presiden AMSN, Prof Dato' dr Yang Faridah Abdul Aziz menekankan pentingnya integrasi teknologi canggih, terutama AI, dalam sistem pendidikan kedokteran modern. AI memang dinilai mampu mempercepat transformasi cara belajar, mengajar, dan meneliti di bidang kedokteran, serta menjadi jawaban atas tantangan global seperti ketimpangan akses pendidikan, kekurangan tenaga pengajar ahli, dan meningkatnya kompleksitas penyakit.

Kendati AI menjadi alat bantu yang sangat berguna, menurutnya keputusan akhir tetap harus bergantung pada peran manusianya yang dalam hal ini adalah dokter, sehingga sinkronisasi harus di kedepankan termasuk melalui forum ini. 

Ia juga mendorong agar AMDS 2025 mampu menjadi titik awal bagi kerja sama berkelanjutan antarnegara ASEAN dalam mentransformasikan pendidikan kedokteran melalui teknologi, inovasi, dan nilai kemanusiaan.

"AI memang menjadi tools untuk membantu menyempurnakan pelayanan yang diberikan oleh dokter dan mungkin tenaga kesehatan yang lain dan digunakan oleh profesional. Tetapi, tentunya sentuhan pelayanan yang diberikan oleh human itu tidak akan tergantikan oleh AI," ucap Faridah.

Dalam kesempatan yang sama Ketua Panitia AMDS 2025, dr Ahmad Hamim Sadewa, menyampaikan FK-KMK UGM menjadi tuan rumah penyelenggaran acara tersebut. Mahasiswa kedokteran dari berbagai universitas anggota AMSN turut meramaikan forum ini dengan berpartisipasi dalam sesi presentasi poster.

Ia meyakini kegiatan ini juga menjadi ajang bagi para mahasiswa dari puluhan universitas di kawasan ASEAN untuk berbagi gagasan dan inovasi. Tema-tema yang diangkat mencerminkan semangat kolaborasi lintas negara, mulai dari penguatan kerja sama melalui aktivitas akademik dan non-akademik, peningkatan mutu pendidikan kedokteran untuk menjawab tantangan kesehatan global, hingga upaya memberdayakan dokter muda ASEAN lewat inovasi dan kolaborasi yang berdampak nyata.

"Kita sudah merancang suatu diskusi di beberapa level tadi. Jadi bagaimana para profesor, para dekan itu menyusun konsep-konsep pendidikan yang berperan di masa depan, menyusun konsep-konsep riset apa yang akan dilakukan dan kegiatan apa yang akan membantu mahasiswa untuk mengembangkan dirinya," ungkapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement