REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) atau BRIS dinilai berpotensi menembus level Rp 3.900 per saham. Senior Equity Research Analyst PT Ciptadana Sekuritas Asia Erni Marsella Siahaan mengatakan, proyeksi itu berdasarkan fundamental kuat dan strategi bisnis BSI.
“Harga BRIS bisa menembus Rp 3.900 per saham, yang menyiratkan PBV 3,5x 2025, dengan kemungkinan pertumbuhan pembiayaan yang positif di tengah ketatnya pasar likuiditas secara nasional,” ujar Erni dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (27/5/2025).
Ia menyoroti efisiensi dan arah ekspansi bisnis BSI, yang tercermin dari meningkatnya belanja operasional (opex) sebesar 16,5 persen secara tahunan (yoy) tahun ini. Kenaikan itu dinilai sejalan dengan ekspansi infrastruktur fisik dan digital perseroan.
“Menurut pandangan kami, mengingat ekspansi agresif bank dalam infrastruktur fisik dan digital. Misalnya jaringan ATM dan CRM meningkat dua kali lipat menjadi 5.500 unit, EDC meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi lebih dari 500.000 unit, di samping bisnis emasnya yang terus berkembang,” jelasnya.
Salah satu motor pertumbuhan BSI, menurut Erni, adalah bisnis emas. Transaksi emas pada kuartal I 2025 melonjak 82 persen (yoy) didorong oleh penunjukan BSI sebagai bank emas dan meningkatnya minat masyarakat.
Nasabah emas BSI juga melonjak tajam, bertambah 17.000 pelanggan baru hanya pada Maret 2025. Angka ini meningkat signifikan dari rata-rata 1.000 pelanggan per bulan sepanjang tahun lalu.
Dari sisi pembiayaan, segmen korporasi tumbuh 13 persen (yoy) pada kuartal I 2025. Pembiayaan banyak disalurkan ke sektor strategis seperti infrastruktur, telekomunikasi, minyak sawit, kesehatan, dan kelistrikan.
“Kami juga menyoroti kinerja BRIS dalam menumbuhkan basis pendanaan yang kuat dan berbiaya rendah. Rekening tabungan haji diharapkan memberikan kontribusi lebih besar terhadap tabungan Wadiah, dengan perolehan nasabah bulanan meningkat tajam menjadi lebih dari 110.000, dibandingkan dengan rata-rata 50.000 per bulan pada tahun lalu,” ujar Erni.
Secara fundamental, pendapatan non-margin BSI tumbuh signifikan sebesar 42 persen (yoy) pada kuartal I-2025. Kinerja ini ditopang oleh pembiayaan emas, transaksi treasury, dan e-channel yang masing-masing tumbuh 52 persen, 47 persen, dan 34 persen (yoy).
Kombinasi ini mendorong pendapatan non-bunga BSI ke level tertinggi, mencapai 28 persen dari total pendapatan pada kuartal I 2025. Sebelumnya, kontribusinya tercatat sebesar 25 persen pada kuartal IV 2024 dan 22 persen pada kuartal I 2024.