Senin 09 Jun 2025 20:10 WIB

Dua Hal yang Mencirikan Haji Mabrur

Semua jamaah haji ingin ibadah hajinya diterima Allah SWT (Mabrur).

INFOGRAFIS Ciri-Ciri Haji Mabrur
Foto: dok rep
INFOGRAFIS Ciri-Ciri Haji Mabrur

REPUBLIKA.CO.ID, MINA -- Sebagian jamaah haji telah menyelesaikan rangkaian puncak ibadah haji. Tentunya, semua jamaah haji ingin ibadah hajinya diterima Allah SWT (Mabrur). Bagi jamaah haji maka berharap agar hajinya menjadi haji mabrur.

"Kerena haji mabrur adalah surga, maka tak berlebihan kiranya apabila setiap orang yang menunaikan ibadah haji mengharapkan akan memperoleh predikat aja mabrur," kata Mokh Syaiful Bakhri dalam bukunya "Belum Haji Sudah Mabrur".

Baca Juga

Apalagi, orang yang melaksanakan ibadah haji  telah banyak berkorban. Mulai berkorban mengeluarkan biaya yang besar untuk ongkos haji. 

"Begitu pula, dia rela meninggalkan orang-orang yang dicintai, sanak keluarganya, kampung halamannya untuk pergi haji ke tanah suci  Makkah," katanya.

Apakah haji mabrur itu ? Mokh Syaiful Bakhri mengatakan, menurut ulama bahwa haji mabrur itu ialah haji yang tidak ternoda oleh perbuatan dosa. Perbuatan dosa yang dimaksud yaitu (rafats) perkataan jorok, (fusuq) sengaja melakukan perbuatan dosa dan (jidal) bertengkar atau ber bantah-bantah.

Hal sesuai Firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 197 yang artinya.

"Barangsiapa telah mewajibkan haji atas dirinya, hendaknya menjauhi ucapan keji yakni di dalamnya termasuk ucapkan jorok, berbuat kefasikan, dan berbantah bantah di dalam melaksanakan ibadah haji."

Ada juga yang berpendapat, haji mabrur ialah haji yang disertai dengan memberi makan orang miskin serta bertutur kata yang lemah lembut. Pendapat ini sesuai hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad, Rasulullah SAW bersabda.

"Tiada pahala haji yang mabrur kecuali surga." 

Salah seorang sahabat bertanya. "Wahai Rasulullah, apakah haji mabrur itu? Rasulullah SAW menjawab.

"Perkataan yang baik dan memberi makan." 

photo
INFOGRAFIS Ciri-Ciri Haji Mabrur - (dok rep)

 

sumber : Dok Republika
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement