Rabu 11 Jun 2025 15:24 WIB

Mentan Ungkap Strategi Capai Swasembada Gula, Ini Jurusnya

Mentan menyinggung melimpahnya beras saat ini.

Rep: Frederikus Dominggus Bata/ Red: Ahmad Fikri Noor
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.
Foto: Kementan
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.

REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman beberkan strategi guna mencapai swasembada gula nasional. Strategi-strategi ini difokuskan pada peningkatan produktivitas, efisiensi budi daya, pemberdayaan petani secara berkelanjutan dan peningkatan pendapatan petani tebu.

Mentan menyinggung melimpahnya beras saat ini. Stok salah satu komoditas utama pangan itu, telah mencapai 4 juta ton di gudang Perum Bulog. Selanjutnya, pemerintah membidik komoditas dari sektor perkebunan, untuk ditingkatkan produksinya.

Baca Juga

"Kita fokus tebu, semoga dua hingga tiga tahun, paling lambat empat atau lima tahun, Indonesia bisa mulai meraih swasembada gula,” kata Amran pada acara panen dan tanam tebu yang dilaksanakan di Kebun Lumajang 3 AFD, Desa Banter Barat, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur pada Selasa (10/6/25).

Lebih lanjut, Mentan memerinci enam strategi kunci yang akan dilakukan oleh pemerintah secara komprehensif dalam mewujudkan swasembada gula nasional. Pertama, melakukan penguatan penyuluhan kepada petani, kedua, memperbaiki sistem pengelolaan perkebunan tebu, ketiga, menyediakan sarana produksi, termasuk memberikan kemudahan akses pupuk, berikutnya adalah irigasi. Kelima pengelolaan tanah dan yang keenam, harga harus menguntungkan petani.

"Kalau ini diberesin semua, swasembada jadi kenyataan,” jelas Amran, juga tertulis dalam keterangan resmi Kementerian Pertanian, dikutip Rabu (11/6/2025).

Pelaksanaan keenam strategi tersebut membutuhkan kerja sama lintas sektor, baik pemerintah pusat, daerah, BUMN, maupun swasta. Mentan bertekad untuk meningkatkan produktivitas gula nasional yang saat ini masih di kisaran 4 ton per hektar. Data menunjukkan produksi gula per hektare sempat menembus angka 14 ton, yakni terjadi pada era 1930-an.

"Ini berarti harus ada yang dibenahi. Doakan mudah-mudahan minimal produksi gula kita bisa seperti jaman dulu lagi, minimal 14 ton lah produksinya,” ujar Amran.

Melihat tren produksi saat ini, Mentan optimistis kebutuhan gula konsumsi dalam negeri mampu tercukupi sepenuhnya paling lambat di tahun 2026. “Kita penuhi dulu gula konsumsi. Kalau tadi Pak Dirut bilang, paling lambat tahun depan gula konsumsi sudah beres. Tapi jangan hanya gula konsumsi. Kita kejar juga gula industri. Kalau ini berhasil, kita bisa menghemat devisa hingga Rp 40 triliun,” tutur Amran.

Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2023 menargetkan swasembada gula konsumsi tercapai pada 2028, dan swasembada gula industri serta bioetanol pada 2030. Saat ini, produksi gula nasional pada 2024 tercatat 2,46 juta ton, naik 8,57 persen dari 2023. Namun, kebutuhan nasional mencapai 8,1 juta ton, sehingga masih perlu tambahan 5,6 juta ton untuk mencapai swasembada.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement