REPUBLIKA.CO.ID,DAKKA - Ambisi Nigeria untuk menjadi pusat (hub) perbankan syariah di Afrika Barat terancam. Rencana Bank Sentral Nigeria (Central Bank of Nigeria atau CBN) untuk mengeluarkan izin pendirian bank syariah pertama, terhalang penolakan kelompok agama tertentu.
Seperti dilansir harian lokal Vanquard, kelompok Katolik yang dipimpin Uskup Anthony Kardinal Olubunki Okogie melayangkan keberatan kepada pemerintah. Menurutnya, tindakan CBN bisa memicu ketegangan agama di Nigeria.
"Kami mengutuk langkah tersebut,” ujar Anthony.
Ia mengatakan sebagai negara sekuler tak pantas langkah tersebut dilakukan pemerintah dan bank sentral. Dari pada membuat perbankan syariah, CBN hendaknya fokus membenahi perbankan bermasalah di negara tersebut. Anthony mensinyalir perbankan syariah yang akan didirikan tersebut ditunggangi kelompok tertentu yang memiliki agenda jahat terhadap keamanan negara.
Sementara Gubernur CBN, Mallam Sanusi Lamido Sanusi, meminta pihak yang kontra dengan pendirian bank syariah untuk mengajukan keberatannya melalui jalur hukum. Seperti dilansir situs berita Next Community, Sanusi berujar jika memang pengadilan membatalkan lisensi yang telah dikeluarkan pemerintah untuk pendirian bank syariah, maka pihaknya dengan suka rela akan mengikutinya.
“Perbankan syariah sesuai dan memiliki akar dalam konstitusi negara ini,” tegasnya. “Jadi, ini sudah sesuai dengan hukum yang ada.”
Mallam menilai sistem perbankan syariah sudah diperkenalkan dalam peraturan bank dan lembaga keuangan tahun 1991. Amademen dari konstitusi juga menyebutkan salah satu tugas CBN adalah mendorong pendirian bank tanpa bunga di negara tersebut.