REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah mencatat kenaikan aset hingga 12 persen pada kuartal kedua tahun ini. Direktur Utama BRI Syariah, Ventje Rahadrjo, menyebutkan terjadi pertumbuhan aset cukup signifikan dari Maret 2011 sebesar Rp 6,9 triliun menjadi Rp 7,7 triliun pada Juni 2011 ini.
Pembiayaan di kuartal kedua menembus angka Rp 6 triliun dari posisi sebelumnya di kuartal pertama Rp 5,8 triliun. Sementara, dana pihak ketiga (DPK) meningkat dari Rp 5,8 triliun menjadi Rp 6,35 triliun.
“Khusus untuk pembiayaan consumer banking mendominasi hingga Rp 2 triliun,” katanya saat berkunjung ke Republika, Selasa (5/7). Komposisi kredit pemilikan rumah (KPR) mendominasi hingga Rp 1 triliun. Sedangkan, sisanya gadai emas (rahn) sebesar Rp 750 miliar.
Di sisi lain, comersial banking juga memiliki komposisi yang cukup besar terhadap portopolio pembiayaan hingga Rp 1,8 triliun. Sedangkan linkadge, micro banking, serta small medium enterprise (SME atau usaha kecil dan menengah) masing-masing Rp 800 miliar, Rp 700 miliar, dan Rp 650 miliar.
Ke depan, ia berujar BRI Syariah bakal semakin meningkatkan consumer banking, mikro banking dan SME. “Target kita ini sampai 60 hingga 70 persen,” ujarnya.