REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) akan mengompensasi jejak karbon dari penyelenggaraan Expo dan Forum Hari Lingkungan Hidup 2025 (HLH). Dalam pernyataannya, KLH mengatakan berdasarkan perhitungan panitia, HLH 2025 menghasilkan emisi karbon sebesar 165,66 ton karbon dioksida ekuivalen.
Angka tersebut berasal dari konsumsi listrik sebesar 1,2 ton, transportasi peserta sekitar 163,87 ton, dan sampah sebanyak 0,59 ton. "KLH/BPLH akan melibatkan kolaborasi dengan pemerintah daerah, dunia usaha, dan komunitas lokal untuk melaksanakan penanaman pohon sebagai aksi untuk kompensasi jejak emisi karbon atau carbon offset," kata Kementerian dalam pernyataannya, Rabu (25/6/2025).
Menurut KLH, Expo dan Forum HLH 2025 menjadi tonggak penerapan kebijakan wajib perhitungan dan kompensasi jejak karbon dalam setiap kegiatan publik berskala besar. Langkah ini dinilai perlu diterapkan untuk memastikan pertumbuhan kegiatan berjalan selaras dengan keberlanjutan lingkungan.
Di penutupan Expo dan Forum HLH 2025, Wakil Menteri Lingkungan Hidup/Wakil Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH), Diaz Hendropriyono kembali mengingatkan pentingnya pengelolaan sampah. “Sampah yang tidak terkelola memperparah tiga krisis planet: perubahan iklim, kehilangan keanekaragaman hayati, dan polusi. Ini bukan sekadar isu lingkungan—ini soal keberlangsungan hidup,” kata Diaz, Selasa (24/6/2025).
Diaz mencatat Indonesia memproduksi sekitar 56,63 juta ton sampah per tahun, namun hanya 22,09 juta ton yang tercatat dikelola. Kajian internal memperkirakan angka riil pengelolaan sampah hanya 9 sampai 10 persen, meninggalkan lebih dari 34 juta ton sampah yang mencemari lingkungan.
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) seperti Bantar Gebang dan Sari Mukti berkontribusi signifikan terhadap emisi metana—gas rumah kaca yang 34 kali lebih kuat dari karbon dioksida. Mikroplastik kini ditemukan di air sungai, air minum, hingga di plasenta ibu hamil dan air susu ibu.
“Sampah telah menyusup ke seluruh sendi kehidupan kita,” ujar Diaz.
Meski demikian, HLH 2025 juga menampilkan berbagai inovasi dan solusi. Muncul beragam teknologi lokal seperti mesin pemilah sampah otomatis, skema insentif Deposit Return Scheme, hingga insinerator bebas asap yang memenuhi baku mutu emisi. Inisiatif seperti Waste4Change, Rekosistem, Dodika, dan AutoThermix menunjukkan solusi sudah tersedia—yang dibutuhkan adalah kemitraan dan komitmen kolektif.