Rabu 09 Jul 2025 10:18 WIB

Terungkap! Trump Sempat Ancam Bom Moskow Habis-habisan

Trump juga mengancam bom China jika Beijing berani menginvasi Taiwan.

Presiden AS, Donald Trump dan Presiden Rusia, Vladimir Putin
Foto: AP
Presiden AS, Donald Trump dan Presiden Rusia, Vladimir Putin

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Donald Trump mengatakan dalam sebuah pertemuan tertutup para donatur Pilpres tahun lalu pernah berusaha menghalangi Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menyerang Ukraina. Trump mengancam akan mengebom habis-habisan Moskow sebagai balasan. 

Ancaman Trump itu diungkap dari rekaman audio yang diberikan kepada CNN.

Baca Juga

"Dengan Putin, saya berkata, 'Jika Anda pergi ke Ukraina, saya akan mengebom habis-habisan Moskow. Saya katakan, saya tidak punya pilihan,'" kata Trump dalam sebuah penggalangan dana 2024, menurut rekaman audio tersebut.

"Dan kemudian [Putin] berkata, seperti, 'Saya tidak percaya Anda.' Tapi dia percaya saya 10%."

Trump kemudian mengeklaim bahwa ia menyampaikan peringatan serupa kepada Presiden Tiongkok Xi Jinping tentang potensi invasi ke Taiwan, dengan mengatakan kepadanya bahwa AS akan mengebom Beijing sebagai balasannya.

"Dia pikir saya gila," kata Trump tentang Xi, sebelum menambahkan bahwa "kami tidak pernah punya masalah."

Pernyataan tersebut muncul saat Trump mencoba merebut masa jabatan kedua dalam Pilpres. Pernyataan itu termasuk di antara rekaman audio penggalangan dana 2024 di New York dan Florida, yang kemudian diperoleh oleh Josh Dawsey, Tyler Pager, dan Isaac Arnsdorf, yang merinci beberapa percakapan dalam buku baru mereka.

Rekaman audio tersebut sebelumnya belum pernah ditayangkan. Tim kampanye Trump menolak berkomentar mengenai isi rekaman tersebut.

Audio tersebut menunjukkan sisi Trump yang lebih bebas dalam upaya menarik minat para donatur kaya. Ia berbicara tidak hanya tentang strategi kebijakan luar negerinya yang terkadang agresif, tetapi juga tentang deportasi mahasiswa yang berdemo dan pendapatnya bahwa para penerima bantuan sosial akan selalu memilih Partai Demokrat.

Trump pada percakapannya dengan Putin dan Xi juga berargumen bahwa ia akan mencegah konflik di Ukraina dan Gaza jika menjadi presiden. Sebuah klaim yang terus ia ulangi.

Namun pada Selasa (8/7/2025), Trump kembali mengungkapkan rasa frustrasinya atas penolakan Putin terhadap kesepakatan damai. Ia mengeluh bahwa pemimpin Rusia itu melontarkan banyak omong kosong kepada AS.

"Saya tidak senang dengan Putin," katanya dalam rapat Kabinet. "Saya sangat tidak senang dengan mereka."

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement