REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV— Ketika pembicaraan tidak langsung antara perlawanan Palestina dan Israel berlanjut di Qatar, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menjamu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang sedang dicari oleh Mahkamah Pidana Internasional, untuk ketiga kalinya.
Keduanya membuat pernyataan berturut-turut yang menegaskan keinginan mereka untuk mencapai kesepakatan di Gaza.
Hal ini terjadi di tengah-tengah pertanyaan tentang apakah pemerintah Amerika Serikat akan memberikan tekanan kepada Netanyahu untuk menerima penghentian perang dan mengakhiri penderitaan warga Gaza.
Trump menegaskan kembali kepada Netanyahu keinginannya untuk bekerja menyelesaikan konflik di Gaza untuk selamanya.
Dalam konteks yang sama, utusan Amerika Serikat Steve Witkoff menyatakan harapannya bahwa kesepakatan mengenai Gaza akan tercapai pada akhir pekan ini.
Dia menyebut isu-isu yang diperdebatkan antara Hamas dan Israel telah berkurang dari empat menjadi satu.
Menjelang pertemuan keduanya dengan Trump, Netanyahu menggambarkan negosiasi yang sedang berlangsung sebagai negosiasi yang rumit.
Dia secara pribadi mengikuti negosiasi tersebut hampir setiap jam. Dirinya akan melakukan segala sesuatu yang diperlukan untuk mencegah Hamas mengambil alih Gaza.
"Hasil akhirnya adalah pembebasan semua sandera dan penyerahan diri Hamas dan Gaza tidak lagi menjadi ancaman," kata dia.
Lihat postingan ini di Instagram