Jumat 11 Jul 2025 23:05 WIB

Mufti Agung Mesir Bereaksi Keras Sikapi ‘Imam’ Eropa ke Israel: Hati Nurani Mereka Dijual Murah  

Kunjungan imam Eropa ke Israel dikecam banyak pihak.

Presiden Israel, Isaac Herzog menerima kunjungan sejumlah imam Eropa.
Foto: Dok Istimewa
Presiden Israel, Isaac Herzog menerima kunjungan sejumlah imam Eropa.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO— Mufti Agung Republik Arab Mesir, Nazir Ayad, mengutuk kunjungan ke Israel oleh sebuah kelompok yang dia gambarkan sebagai mereka yang mempromosikan diri mereka sebagai tokoh agama

Di menyebutnya sebagai investasi politik murahan yang menggunakan jubah ulama palsu untuk mempercantik citra entitas penjajah yang berdarah-darah.

Baca Juga

Dalam sebuah pernyataan yang sangat keras, dikutip dari Middle East Monitor, Jumat (11/7/2025), Ayad menolak kunjungan delegasi tersebut.

Kecaman ini keluar beberapa hari setelah al-Azhar, lembaga keagamaan tertinggi di Mesir, juga menyuarakan kecaman.

Menanggapi hal tersebut, mufti Mesir mengatakan dalam pernyataannya:

"Saya telah mengikuti dengan penyesalan mendalam kunjungan memalukan yang dilakukan oleh kelompok yang mempromosikan diri mereka sebagai tokoh agama - orang-orang yang telah menjual hati nurani mereka dengan harga murah, dan secara keliru membungkus diri mereka dengan jubah agama, hanya untuk berdiri di hadapan para pemimpin entitas Zionis dalam sebuah adegan yang memalukan."

Ayad kemudian menuduh kelompok tersebut mempromosikan perdamaian palsu dan dialog yang diwarnai dengan darah orang-orang tak berdosa,

“Mereka berbicara tentang hidup berdampingan dan berdialog dengan orang-orang yang tidak tahu filosofi hidup berdampingan maupun bahasa dialog,” tutur dia.

Dia melanjutkan, “Mereka mengulangi slogan-slogan kosong ini di tengah reruntuhan rumah, mayat anak-anak, dan tangisan para ibu di Gaza, yang telah menghadapi pemusnahan selama hampir dua tahun-tanpa sekejap pun."

Sementara itu, Al-Azhar Mesir menyatakan kecaman kerasnya pada Kamis (11/7/2025) terhadap kunjungan sekelompok orang yang menyebut diri mereka "imam Eropa" ke Israel dan pertemuan mereka dengan Presiden Israel, Isaac Herzog.

Al-Azhar menekankan kunjungan tersebut merupakan pengkhianatan terhadap nilai-nilai agama dan kemanusiaan dan bertentangan dengan penderitaan rakyat Palestina.

Dalam sebuah pernyataan yang diposting di halaman Facebook-nya, Al-Azhar mengatakan orang-orang tersebut secara keliru mengklaim kunjungan mereka bertujuan untuk mempromosikan koeksistensi dan dialog antar agama.

Tetapi, di saat yang sama mereka mengabaikan genosida, agresi, dan pembantaian terus menerus yang telah dialami oleh rakyat Palestina selama lebih dari 20 bulan.

Para peserta dalam kunjungan tersebut, yang dipimpin oleh Imam Prancis Hassan Chalgoumi, menunjukkan kebutaan penglihatan dan kedinginan perasaan.

Pernyataan itu menambahkan, seolah-olah mereka tidak memiliki hubungan manusiawi, agama, atau moral dengan orang-orang yang menderita ini.

Kelompok sesat

Al-Azhar menggambarkan para pengunjung ini sebagai kelompok sesat yang tidak mewakili Islam atau Muslim atau pesan yang dibawa oleh para ulama dan imam dalam solidaritas dengan orang-orang yang tertindas.

Al-Azhar memperingatkan agar tidak tertipu oleh orang-orang munafik yang berdagang atas nama agama dan makan di atas meja aib, aib, dan penghinaan.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement