REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Transmigrasi (Mentrans) Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara mengungkapkan bakal mengirim dua ribu peneliti ke kawasan transmigrasi mulai bulan depan. Mereka terdiri dari mahasiswa S1 hingga guru besar.
Iftitah menerangkan kegiatan ini ditujukan guna mengidentifikasi potensi komoditas ekspor unggulan di setiap daerah transmigrasi. Contohnya potensi durian di kawasan Parigi Motong, Sulawesi yang bakal punya kontrak ekspor dengan Tiongkok senilai lebih dari Rp100 triliun per tahun.
"Insha Allah pada bulan depan kami akan menerjunkan sekitar dua ribu peneliti dari mahasiswa on going S1 maupun sarjana S2 dan S3, bahkan keterlibatan guru besar untuk melakukan penelitian di kawasan kawasan transmigrasi terkait dengan potensinya apa yang paling baik di kawasan transmigrasi tersebut, itu dikembangkan," kata Iftitah dalam kegiatan di Kementrans pada Kamis (17/7/2025).
Iftitah menyebut program ini termasuk langkah menggiatkan ekonomi inklusif dan berkelanjutan. Kementrans fokus dalam membantu pertumbuhan ekonomi di daerah transmigran.
"Target kami itu adalah fokus pada komoditas ekspor, contoh misalnya di Parigi Motong, konkretnya di kawasan transmigrasi pargi motong itu kami punya komoditas durian," ucap Iftitah.
"Duriannya ini pemerintah indonesia sudah tanda tangan kontrak dengan Pemerintah China karena Chna itu belanja duriannya per tahun 7 miliar USD, lebih dari Rp100 triliun. Nah kami ingin menyasar kesana. Sehingga kami ingin di kawasan kawasan transmigrasi itu memiliki komoditas ekspor untuk produknya dikirim ke luar negeri," lanjut Iftitah.
Atas dasar itulah, Iftitah membutuhkan ribuan sumber daya manusia (SDM) unggul guna meneliti potensi terbaik di kawasan transmigrasi.
“Kami ingin kawasan transmigrasi menghasilkan komoditas ekspor yang kompetitif di pasar global. Contohnya di Mamuju, setelah penelitian, sawit menjadi komoditas unggulan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan penghasilan hingga Rp20 juta per bulan," ucap Iftitah.
Iftitah juga akan bekerjasama dengan Kementerian Pertanian guna mengembangkan sentra pangan menyasar kopi, karet, dan produk maritim. Guna mendukung program itu, Kementrans meluncurkan 1.500 beasiswa S2 dan S3 terkait penelitian di kawasan transmigrasi mulai tahun depan.
"Mereka nanti terdaftar di 10 kampus utama tetapi studinya nanti di kawasan transmigrasi. Sehingga mereka bisa melakukan penyesuaian pengimbangan antara teori dengan praktek di lapangan," ucap Iftitah.