Kamis 24 Jul 2025 07:33 WIB

Cegah Radikalisme di Sultra, Kemenag: Moderasi Kunci Keberlangsungan Bangsa

Moderasi beragama menguatkan masyarakat untuk cinta Tanah Air.

Ilustrasi kegiatan mencegah radikalisme dan menguatkan moderasi beragama.
Foto: istimewa
Ilustrasi kegiatan mencegah radikalisme dan menguatkan moderasi beragama.

REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sulawesi Tenggara (Sultra) menggandeng Densus 88 Antiteror dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) untuk mencegah intoleransi, radikalisme, dan terorisme di wilayah Bumi Anoa.

Kepala Kanwil Kemenag Sultra Muhammad Saleh saat dihubungi di Kendari, Rabu malam, mengatakan bahwa pihaknya telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan Densus 88 dan FKPT Sultra untuk memberikan penguatan moderasi beragama di wilayah Sultra.

Baca Juga

Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) tersebut menjadi langkah strategis dan progresif dalam rangka memperkuat sinergi lintas sektor untuk menanamkan nilai-nilai cinta dan kedamaian khususnya di lingkungan pendidikan dan keagamaan.

"Moderasi bukanlah upaya memoderatkan ajaran agama, tetapi menegaskan sikap beragama yang adil, seimbang, dan menghargai kemanusiaan. Moderasi beragama adalah jalan tengah yang menjadi kunci kerukunan dan keberlangsungan bangsa," kata Muhammad Saleh.

Penandatanganan MoU ini merupakan bentuk implementasi program Asta Protas yang digagas Menteri Agama Nasaruddin Umar, yakni menyangkut peningkatan kerukunan dan cinta kemanusiaan.

Hal ini juga sebagai upaya mengintegrasikan nilai-nilai moderasi dalam kurikulum madrasah dan pendidikan agama.

"Pendidikan keagamaan kita tidak hanya cerdas secara kognitif, tetapi juga berkarakter cinta tanah air, berjiwa toleran, dan mampu hidup harmonis di tengah perbedaan," ujarnya.

Muhammad Saleh menyambut baik kerja sama ini, sebagai bagian dari ikhtiar kolektif dalam membangun benteng moral dan ideologis di tengah arus informasi saat ini.

"Besar harapan saya, melalui MoU ini akan lahir program-program konkret dan berkelanjutan," katanya.

Selain integrasi nilai-nilai moderasi dalam kurikulum madrasah dan pendidikan agama, MoU tersebut diharapkan dapat memberikan pelatihan guru dan penyuluh agama tentang kampanye damai di media sosial, serta pembinaan generasi muda yang cinta damai dan cinta NKRI.

"Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kegiatan ini. Semoga kemitraan ini menjadi kontribusi nyata kita dalam menjaga Indonesia yang damai, rukun, dan berperadaban," kata Muhammad Saleh.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement