Kamis 24 Jul 2025 10:25 WIB

Defisit Reasuransi Capai Rp12 Triliun, Indonesia Re Serukan Penguatan Industri

Sekitar 40 persen premi reasuransi nasional tercatat mengalir ke luar negeri.

Direktur Utama Indonesia Re Benny Waworuntu.
Foto: Indonesia Re
Direktur Utama Indonesia Re Benny Waworuntu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Defisit sektor reasuransi nasional terus meningkat dalam empat tahun terakhir. PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re mencatat, sepanjang 2021 hingga 2024, defisit meningkat tajam dari Rp4,38 triliun menjadi Rp12,1 triliun.

Sekitar 40 persen premi reasuransi nasional tercatat mengalir ke luar negeri setiap tahun. Kondisi ini menjadi sorotan utama dalam gelaran Indonesia Re International Conference (IIC) 2025 yang berlangsung Selasa (22/7/2025).

Baca Juga

Direktur Utama Indonesia Re, Benny Waworuntu, menegaskan perlunya langkah strategis untuk menghentikan kebocoran premi yang berdampak pada defisit neraca berjalan.

“Dan ini kalau kita menghitung akumulasi setiap tahunnya, ini adalah angka tahun per tahun. Kita perkirakan tahun setiap itu tidak kurang dari 40 persen premi reasuransi itu lari keluar. Harusnya ini kita bisa setop. Kalau tidak, kita semua sebagai penyumbang defisit melalui pajak dan lain-lain, itu harus bisa meng-cover ini. Makanya ini membutuhkan penguatan,” ujar Benny dalam siaran pers, Kamis (24/72025).

IIC 2025 yang telah menjadi agenda tahunan sejak empat tahun terakhir ini menjadi wadah penting bagi pelaku industri dan regulator untuk mencari solusi bersama memperkuat ketahanan sektor reasuransi nasional.

“Acara ini adalah untuk kita menyediakan fasilitas untuk kita bisa berdiskusi, berdialog, dan mendapatkan solusi bersama bagaimana kita bisa meningkatkan industri asuransi dan reasuransi nasional kita,” tambahnya.

Untuk membalikkan tren negatif tersebut, Benny menekankan pentingnya pengelolaan risiko yang lebih baik, penguatan permodalan, peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM), serta sistem yang mendukung industri.

“Ini menjadi sangat penting bagi kita bisa memastikan bahwa permodalan kita kuat untuk bisa menutupi atau mempertanggungkan ulang semua risiko-risiko yang ada di depan kita. Itu kenapa kita duduk bersama-sama di sini adalah kita coba diskusi dan kita harus berkolaborasi untuk memajukan industri asuransi tercinta ini buat kita semua,” kata Benny.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement