Kamis 07 Aug 2025 17:33 WIB

WHO: Sistem Kesehatan Gaza Kritis, Ribuan Pasien Butuh Penanganan Segera

Tedros serukan evakuasi medis segera dan penerimaan pasien Gaza di negara lain.

Warga Palestina berjuang mendapatkan makanan dan bantuan kemanusiaan di sepanjang koridor Morag dekat Rafah, di selatan Jalur Gaza, Senin, 4 Agustus 2025.
Foto: AP Photo/Mariam Dagga
Warga Palestina berjuang mendapatkan makanan dan bantuan kemanusiaan di sepanjang koridor Morag dekat Rafah, di selatan Jalur Gaza, Senin, 4 Agustus 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengingatkan komunitas internasional untuk segera bertindak karena lebih dari 14.800 pasien di Jalur Gaza masih sangat membutuhkan perawatan medis khusus.

“Kami mendesak lebih banyak negara menerima pasien dan mempercepat proses evakuasi medis melalui semua jalur yang memungkinkan,” ujar Tedros dalam pernyataan yang diunggah di platform X pada Rabu (6/8/2025).

Baca Juga

Seruan tersebut disampaikan bersamaan dengan pengumuman WHO bahwa pihaknya telah memfasilitasi evakuasi medis terhadap 15 anak yang sakit kritis ke Yordania pada Rabu pagi. Mereka didampingi oleh 42 orang pendamping.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada pemerintah dan tenaga kesehatan Yordania yang terus memberikan perawatan khusus kepada pasien dari Gaza, terutama anak-anak,” kata Tedros.

WHO secara konsisten menyampaikan kekhawatiran terhadap sistem kesehatan di Gaza yang kian kewalahan dan memburuk. Rumah sakit di wilayah tersebut kesulitan menangani jumlah korban yang terus meningkat serta kekurangan pasokan medis di tengah konflik yang terus berlangsung.

Evakuasi terbaru ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk memindahkan pasien dari wilayah yang terkepung itu guna mendapatkan perawatan di luar negeri. Namun, Tedros menekankan masih banyak yang harus dilakukan untuk menangani krisis kesehatan ini secara menyeluruh.

Israel terus mendapat kecaman global atas agresinya di Gaza, di mana lebih dari 61.000 orang dilaporkan tewas sejak Oktober 2023. Kampanye militer itu telah menghancurkan wilayah tersebut dan mendorongnya ke ambang kelaparan.

Pada November lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap pemimpin otoritas Israel Benjamin Netanyahu dan mantan kepala pertahanan, Yoav Gallant, atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas tindakannya di wilayah tersebut.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement