JAKARTA -- Presiden RI Jenderal (Purn) Prabowo Subianto melantik dan meresmikan tiga organisasi baru di Kementerian Pertahanan (Kemenhan) saat memimpin Upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer di Lanud Suparlan, Pusdiklatpassus Kopassus, Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Ahad (10/8/2025). Organisasi baru itu adalah Badan Logistik Nasional (Baloghan) menggantikan Badan Saranan Pertahanan (Baranahan), Badan Cadangan Nasional (Bacadnas), dan Badan Pemeliharaan dan Perawatan Pertahanan (Baharwathan).
Pada saat bersamaan, Prabowo juga melantik Marsdya Yusuf Jauhari sebagai Kepala Baloghan Kemenhan, Letjen Gabriel Lema menjadi Kepala Bacadnas Kemenhan, serta Laksda Supo Dwi Diantara selaku Kepala Baharwathan Kemenhan. Pembentukan dua badan baru dan empat nomenklatur baru menggantikan badan lama yang eksisting termuat dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 85 Tahun 2025 tentang Kemenhan.
Selain itu, Prabowo juga menganugerahkan pangkat Jenderal Kehormatan kepada lima pensiunan perwira tinggi (pati) bintang tiga, yang satu di antaranya sudah meninggal. Penerima Jenderal Kehormatan adalah mantan menteri penerangan Yunus Yosfiah yang diwakili anaknya, Menhan Sjafrie Sjamsoeddin, Kepala BIN Muhammad Herindra, Dirut PT Agrinas Palma Nusantara (Persero) Agus Sutomo, serta Gubernur DKI Jakarta periode 1966-1977 Ali Sadikin yang diwakili putranya Boy Bernardi Sadikin.
Kemudian, Prabowo juga menganugerahkan pangkah Letjen Kehormatan kepada Soehartono Soeratman, Bambang Eko Suharyanto, Chairawan Kadarsyah Kadirussalam Nusyirwan, Musa Bangun, Glenny Kairupan, dan Tony SB Hoesodo Untuk pangkat Mayjen kehormatan hanya diberikan kepada satu orang. Dia adalah Brigjen (Purn) Taufik Hidayat.
Selain itu, Prabowo juga akan memberikan penghargaan Bintang Sakti kepada Letda (Purn) Darius Bayani dan mantan Komandan Korps Marinir (Dankormar) Letjen (Purn) Muhamad Alfian Baharudin yang memimpin Operasi Pembebasan MV Sinar Kudus. Peran Darius Bayani selaku putra asli Papua ikut berperan dalam dalam Operasi Mapenduma di Papua pada 1996.
Ikuti Whatsapp Channel Republika