REPUBLIKA.CO.ID, PATI -- Polresta Pati menggelar patroli berskala besar pada Selasa (12/8/2025) malam. Patroli tersebut bertujuan menjaga situasi keamanan tetap kondusif menjelang aksi demonstrasi warga pada Rabu (13/8/2025).
"Patroli skala besar ini merupakan upaya cipta kondisi yang rutin kami laksanakan, terutama menjelang momen-momen penting seperti aksi unjuk rasa besok," ujar Kasat Samapta Polresta Pati AKP Ali Mahmudi.
Patroli digelar sekitar pukul 20.00 WIB. Personel yang dikerahkan menyusuri beberapa lokasi strategis, antara lain Bank Jateng, SPBU Gajahmati, Terminal Pati, dan Pasar Soponyono. Mereka turut melakukan pengecekan di sekitar lokasi guna mencegah potensi tindak kejahatan.
Sementara itu Kapolresta Pati Kombes Pol Jaka Wahyudi mengatakan, pihaknya telah menyiapkan kebutuhan pengamanan aksi unjuk rasa yang diagendakan digelar di Alun-Alun Pati. Koordinasi dengan koordinator-koordinator aksi juga telah dijalin.
Jaka mengungkapkan, kepolisian tidak akan menghalangi penyampaian aspirasi selama dilakukan sesuai ketentuan hukum. "Kepolisian hadir bukan untuk membatasi, tapi untuk memastikan kegiatan berjalan aman dan tertib," ujarnya.
View this post on Instagram
Dia mengimbau para peserta aksi mematuhi aturan yang berlaku. "Kami berharap semua pihak mengedepankan cara-cara damai dan tidak melakukan tindakan yang melanggar hukum," kata Jaka.
Koalisi Masyarakat Sipil dan Gerakan Pati Bersatu diagendakan menggelar unjuk rasa di Alun-Alun Pati pada Rabu. Aksi tersebut digadang-gadang akan dihadiri puluhan ribu orang.
Demonstrasi tersebut merupakan buntut dari keputusan Bupati Pati Sudewo menaikkan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) tahun 2025 hingga 250 persen. Warga menolak lonjakan PBB-P2 tersebut.
Sudewo menegaskan tidak akan mengubah keputusannya meski harus didemo warganya. "Jangan hanya 5.000 orang, 50 ribu orang saja suruh kerahkan, saya tidak akan gentar. Saya tidak akan mengubah keputusan," ujarnya.
Setelah video dan berita terkait pernyataan Sudewo itu viral, kegusaran warga Pati, yang sebelumnya sudah terpantik akibat lonjakan kenaikan pajak, kian meruncing. Masyarakat di sana lantas merencanakan demonstrasi pada 13 Agustus 2025.
Menyadari keputusan dan pernyataannya memicu kegusaran warga, Sudewo menyampaikan permohonan maaf. Sudewo menekankan, dia sama sekali tidak memiliki maksud untuk menantang rakyat.
Sudewo akhirnya membatalkan keputusannya menaikkan PBB-P2 hingga 250 persen. Kendati demikian, masyarakat Pati telah menyampaikan akan tetap melaksanakan unjuk rasa pada Rabu (13/8/2025). Salah satu tuntutannya adalah menyerukan Sudewo mundur sebagai bupati.