Sabtu 16 Aug 2025 07:06 WIB

Hadapi Persaingan Global, Achmad Ru’yat: Indonesia Harus Berdaulat dan Sejahtera

Anggota DPR Achmad Ru'yat dorong Indonesia tingkatkan daya saing.

Rep: Muhammad Noor Alfian Choir/ Red: Erdy Nasrul
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato  dalam Sidang Paripurna Pembukaan Masa Persidangan I DPR Tahun Sidang 2025-2026 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (15/8/2025). Dalam sidang tersebut Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato kenegaraan dalam rangka Penyampaian Pengantar/Keterangan Pemerintah atas RUU tentang APBN Tahun Anggaran 2026 beserta Nota Keuangan.
Foto: Republika/Prayogi
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato dalam Sidang Paripurna Pembukaan Masa Persidangan I DPR Tahun Sidang 2025-2026 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (15/8/2025). Dalam sidang tersebut Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato kenegaraan dalam rangka Penyampaian Pengantar/Keterangan Pemerintah atas RUU tentang APBN Tahun Anggaran 2026 beserta Nota Keuangan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Anggota DPR RI Fraksi PKS dari Komisi IX, Achmad Ru’yat, menyampaikan harapannya agar momentum HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia menjadi pijakan kuat untuk membangun kedaulatan rakyat dan pemerataan pembangunan dari Sabang sampai Merauke. Ia menegaskan bahwa di tengah ketatnya persaingan global, kepemimpinan nasional harus mampu menjalankan pembangunan yang berpihak pada rakyat.

“Dirgahayu Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80. Mudah-mudahan menghadapi persaingan global yang sangat ketat, Indonesia dengan kepemimpinan Bapak Prabowo Subianto dapat melaksanakan proses pembangunan menuju kedaulatan rakyat dan kebijakan anggaran kepada rakyat yang menyejahterakan,” jata Ru'yat, di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jum’at (15/8).

Baca Juga

Ia juga menekankan pentingnya memastikan kedaulatan berada di tangan rakyat sekaligus pemerataan pembangunan di seluruh Indonesia.

“Kedaulatan harus benar-benar ada di tangan rakyat. Dan saya berharap, pembangunan dari Sabang sampai Merauke dapat terwujud dan dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia,” katanya.

Sementara itu, Anggota DPR RI Fraksi PKS dari Komisi VII, Hendry Munief, menilai momentum peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia sangat istimewa karena diwarnai kepemimpinan nasional yang memiliki jiwa nasionalisme tinggi. Menurutnya, semangat nasionalisme Presiden Prabowo Subianto tercermin dari sejumlah kebijakan yang berpihak pada rakyat, termasuk penghapusan beban tanggungan bagi pelaku UMKM, petani, dan nelayan.

“Satu momentum yang sangat luar biasa karena di momentum ini kita punya seorang presiden yang memiliki jiwa nasionalisme yang sangat luar biasa. Ini terbukti dengan beberapa kebijakan beliau yang menghapuskan tanggungan UMKM, petani, dan nelayan,” ujarnya.

Hendry menekankan peran vital UMKM yang jumlahnya mencapai 65 juta pelaku di seluruh Indonesia, menyumbang sekitar 61 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Ia meyakini sektor ini mampu menjadi motor penggerak untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional.

“Kita tahu dari PDB, 61 persen disumbangkan oleh UMKM. Ini bisa menjadi faktor yang membangun pertumbuhan ekonomi 8 persen sebagaimana yang dicita-citakan oleh Pak Presiden Prabowo dalam pidato pertamanya,” jelasnya.

Ia mengajak seluruh pemangku kepentingan, mulai dari kementerian mitra Komisi VII, sektor perindustrian, pariwisata, ekonomi kreatif, hingga lembaga seperti BSN, DPR, dan Kantor Berita Antara untuk berkolaborasi dalam membangun ekosistem yang kuat bagi UMKM.

“Kolaborasi ini yang perlu kita bangun untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Kita punya 20 tahun ke depan, dan kita sangat berharap, insya Allah, saat itu kita bisa mencapai Indonesia Emas yang benar-benar memajukan bangsa di masa depan,” katanya mengakhiri.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اِذْ اَنْتُمْ بِالْعُدْوَةِ الدُّنْيَا وَهُمْ بِالْعُدْوَةِ الْقُصْوٰى وَالرَّكْبُ اَسْفَلَ مِنْكُمْۗ وَلَوْ تَوَاعَدْتُّمْ لَاخْتَلَفْتُمْ فِى الْمِيْعٰدِۙ وَلٰكِنْ لِّيَقْضِيَ اللّٰهُ اَمْرًا كَانَ مَفْعُوْلًا ەۙ لِّيَهْلِكَ مَنْ هَلَكَ عَنْۢ بَيِّنَةٍ وَّيَحْيٰى مَنْ حَيَّ عَنْۢ بَيِّنَةٍۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَسَمِيْعٌ عَلِيْمٌۙ
(Yaitu) ketika kamu berada di pinggir lembah yang dekat dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh sedang kafilah itu berada lebih rendah dari kamu. Sekiranya kamu mengadakan persetujuan (untuk menentukan hari pertempuran), niscaya kamu berbeda pendapat dalam menentukan (hari pertempuran itu), tetapi Allah berkehendak melaksanakan suatu urusan yang harus dilaksanakan, yaitu agar orang yang binasa itu binasa dengan bukti yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidup dengan bukti yang nyata. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

(QS. Al-Anfal ayat 42)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement