Ahad 17 Aug 2025 15:36 WIB

HUT ke 80, Dedi Mulyadi Minta Maaf Masih Ada Anak yang Putus Sekolah

Dedi Mulyadi mengajak semua kepala daerah membuka layanan publik bagi masyarakat

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi menyapa warga usai upacara peringatan HUT ke-80 RI tingkat Provinsi Jawa Barat, di kawasan Gasibu, Kota Bandung, Ahad (17/8/2025). Pada upacara hari kemerdekan RI, Gubernur hadir sebagai inspektur upacara. Dalam sambutannya mengatakan bahwa pemerintah Provinsi Jabar berkomitmen untuk mengembalikan kembali anggaran untuk kepentingan pendidikan rakyat. Baik pendidikan formal, maupun informal.
Foto: Edi Yusuf
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi menyapa warga usai upacara peringatan HUT ke-80 RI tingkat Provinsi Jawa Barat, di kawasan Gasibu, Kota Bandung, Ahad (17/8/2025). Pada upacara hari kemerdekan RI, Gubernur hadir sebagai inspektur upacara. Dalam sambutannya mengatakan bahwa pemerintah Provinsi Jabar berkomitmen untuk mengembalikan kembali anggaran untuk kepentingan pendidikan rakyat. Baik pendidikan formal, maupun informal.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengakui belum dapat mewujudkan harapan kemerdekaan di momen HUT Kemerdekaan RI ke 80. Oleh karena itu, ia meminta maaf kepada masyarakat apabila masih terdapat anak yang belum sekolah dan lainnya.

"Semenjak negara ini diproklamasikan kemerdekaannya. Sampai hari ini, pemerintah yang menjalankan amanahnya belum bisa mewujudkan apa yang menjadi harapan dari kemerdekaan itu," ujar Dedi seusai upacara HUT Kemerdekaan RI di Lapangan Gasibu, Kota Bandung, Ahad (17/8/2025).

Baca Juga

Dedi menyebut, bentuk kemerdekaan yaitu melindungi masyarakat Indonesia dari kemiskinan dan rasa sakit. Namun begitu, Dedi meminta maaf apabila masih ada anak sekolah yang tidak sekolah karena tidak mampu secara ekonomi.

"Saya mohon maaf kalau masih ada anak yang putus sekolah SD. Saya mohon maaf kalau masih ada anak putus SMP, SMA, SMK karena ketidakmampuan ekonomi," kata dia.

Menurut Dedi, permasalahan tersebut harus diubah dengan paradigma pembangunan salah satunya dengan transparansi pengelolaan keuangan. Ia meyakini apabila Pemprov Jabar dengan kabupaten kota terintegrasi dalam pengelolaan keuangan maka masalah sosial dapat selesai.

"Sehingga menekankannya adalah bagaimana belanja negara itu diarahkan pada yang menjadi kebutuhan dasar," kata dia.

Ia pun mengajak seluruh perangkat daerah dan kepala daerah membuka layanan publik bagi masyarakat yang memiliki permasalahan. Dedi pun meminta kepala daerah dan perangkat di bawahnya untuk lebih peka.

Dedi pun meminta apabila Pemprov Jabar memberikan dana kepada kelurahan atau kecamatan untuk dikelola dengan jujur. Ia pun tengah melakukan koreksi terhadap keuangan daerah.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement