Selasa 26 Aug 2025 07:58 WIB

Wajarkah Jika Non Muslim Dilibatkan dalam Penyelenggaraan Haji?

Kementerian Haji dan Umrah bisa diisi oleh pegawai non Muslim.

 Sejumlah petugas haji Indonesia sedang menyambut kedatangan jamaah haji Indonesia di Bandara Madinah, Arab Saudi. (Ilustrasi)
Foto: Republika/Amin Madani
Sejumlah petugas haji Indonesia sedang menyambut kedatangan jamaah haji Indonesia di Bandara Madinah, Arab Saudi. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- RUU Haji dan Umrah yang rencananya akan disahkan pada Selasa (26/8/2025), membolehkan petugas non Muslim terlibat dalam penyelenggaraan haji di Indonesia atau menjadi pegawai Kementerian Haji dan Umrah. Asosiasi Muslim Pengusaha Umrah Haji Republik Indonesia (Amphuri) memberi pandangan soal hal itu.

Menurut Sekjen Amphuri Zaky Zakariya, tak masalah jika non Muslim terlibat dalam penyelenggatraan haji Indonesia. Menurutnya, wajar jika setiap Kementerian pegawainya terdiri dari berbagai lapisan masyarakat dan agama karena Indonesia negara majemuk.

Baca Juga

Terkait penyelenggaraan haji, Zaky mengatakan masyarakat jangan kkarena ASN non Muslim yang mungkin ada dalam Kementerian Haji dan Umrah mungkin tidak diposisikan sebagai pembimbing Ibadah. Tetapi di sektor-sektor lain yang sifatnya teknis seperti pengelola dan petugas Embarkasi atau pegawai di Provinsi di mana muslim tidak menjadi mayoritas.

"Seperti Bali, Papua. Yang jelas tidak mungkin pegawai non Muslim ditempatkan di wilayah bimbingan ibadah atau yang berkaitan dengan syariat," ujar Zaky dalam pesan singkatnya kepada Republika, Selasa (26/8/2025).

Zaky mengatakan, dalam perspektif Undang Undang: Konstitusi (UUD 1945)

Pasal 27 ayat (2) berbunyi: “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.” Kemudian, Pasal 28D ayat (3): “Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan.”

"Jadi, struktur kementerian tidak boleh hanya terdiri dari satu agama saja. Semua punya hak sama untuk jadi ASN (Aparatur Sipil Negara)," kata Zaky.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement