Selasa 02 Sep 2025 08:56 WIB

Sejarah Awal Mula Perayaan Maulid Nabi

Ada tiga teori tentang mulanya perayaan Maulid Nabi.

ILUSTRASI Perayaan Maulid Nabi
Foto: Republika/Thoudy Badai
ILUSTRASI Perayaan Maulid Nabi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hingga kini, Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu hari besar keagamaan Islam. Di Indonesia, perayaan itu menjadi hari libur nasional.

Mawlidu an-Nabiy berarti ‘kelahiran Nabi Muhammad SAW.’ Ada berbagai pendapat tentang kapan lahirnya Rasulullah SAW. Bagaimanapun, umumnya sepakat bahwa beliau lahir pada 12 Rabiul Awal Tahun Gajah.

Baca Juga

Sejak kapan momen tanggal lahirnya sang Khatam al-anbiya wal mursalin dirayakan? Yang cukup menarik, tidak ada riwayat yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW pernah melakukan ritual tertentu tiap ulang tahun kelahirannya.

Bahkan, para sahabat beliau pun tidak pernah mengadakan suatu acara rutin tahunan yang secara khusus digelar untuk memperingati kelahiran Nabi SAW. Begitu pula keadaannya dengan generasi tabiin.

AM Waskito dalam Pro dan Kontra Maulid Nabi SAW (2014) mengatakan, terdapat tiga teori perihal asal-muasal perayaan Maulid Nabi. Pertama, peringatan tersebut diadakan mula-mula oleh Dinasti Fathimiyah di Mesir yang berhaluan Syiah Ismailiyah-Rafidhah. Wangsa tersebut menguasai Negeri Delta Sungai Nil sekitar abad keempat hingga keenam Hijriyah.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement