Selasa 02 Sep 2025 14:21 WIB

Mahasiswa Unnes Iko Juliant Junior Meninggal Akibat Alami Pendarahan Limpa

Pukul 11:00 WIB, keluarga Iko dikabari polisi bahwa Iko dirawat di RSUP Dr Kariadi.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Mas Alamil Huda
Suasana rumah duka Iko Juliant Junior, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang (Unnes) Angkatan 2024, Selasa (2/9/2025).
Foto: Kamran Dikarma/Republika
Suasana rumah duka Iko Juliant Junior, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang (Unnes) Angkatan 2024, Selasa (2/9/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Hukum (IKA-FH) Universitas Negeri Semarang (Unnes) tengah mendalami kejanggalan kematian Iko Juliant Junior, mahasiswa FH Unnes Angkatan 2024. Dia mengembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Kariadi setelah menjalani operasi akibat pendaharan di bagian limpa pada Ahad (31/8/2025) lalu. 

Anggota Pusat Bantuan Hukum (PBH) IKA-FH Unnes, Naufal Sebastian, mengungkapkan, pada Sabtu (30/8/2025) siang, Iko pergi dari rumahnya di daerah Tambakaji, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah, dengan mengenakan jaket almamater kampus. Hari itu, terdapat agenda unjuk rasa di depan Mapolda Jateng yang berlokasi di Jalan Pahlawan, Kota Semarang. 

Baca Juga

"Apakah (Iko) datang untuk demo atau tidak, kami belum konfirmasi itu," ungkap Naufal ketika diwawancara, Selasa (2/9/2025). 

Menurut Naufal, menjelang malam, Iko sempat pulang ke rumah. Namun sekitar pukul 23:00 WIB, almarhum pergi lagi bersama temannya menggunakan sepeda motor. "Menurut informasi yang kami terima, dia (Iko) mau nyusul teman-temannya yang pada ditangkap di Polda," ujarnya. 

Naufal mengaku masih menelusuri dan mendalami rangkaian kronologis peristiwa kematian Iko. Sebab pada Ahad siang sekitar pukul 11:00 WIB, keluarga Iko dikabari pihak kepolisian bahwa Iko dirawat di RSUP Dr Kariadi. Kondisinya sudah kritis. Menurut keterangan kepolisian, Iko mengalami kecelakaan. 

"Pada saat itu disampaikan ada masalah di limpa dan pendarahan. Dokter menyampaikan harus ada operasi. Keluarga menyetujui. Selesai operasi,  meninggal," kata Naufal. 

Dia menambahkan, saat berada di RSUP Dr Kariadi, Iko pun sempat mengigau dan berucap "Ampun, Pak. Jangan pukulin saya lagi". "Informasi yang kami terima sempat mengigau seperti itu," katanya. 

Naufal mengakui, kematian Iko terkesan janggal. "Karena ada luka lebam yang nampaknya dugaan kami seperti luka pukulan, bukan seperti orang kecelakaan. Kemudian ada igauan-igauan ketika tidak sadarkan diri. Itu kan alam bawah sadar yang cerita," ucapnya. 

Selain itu, IKA-FH Unnes menerima informasi bahwa kecelakaan yang dialami Iko terjadi pada Ahad sekitar pukul 02:30 WIB. Titik TKP-nya masih belum divalidasi oleh kepolisian, tapi antara Jalan Dr Cipto dan Jalan Veteran. Hal yang dipertanyakan IKA-FH Unnes adalah mengapa Iko baru dibawa ke RSUP Dr Kariadi pada pukul 11:00 WIB. Iko pun dilaporkan dibawa ke rumah sakit oleh personel Brimob. 

"Itu jadi temuan. Selain investigasi, PBH IKA-FH Unnes akan melakukan gelar perkara untuk saling kroscek beberapa informasi dan temuan serta validitas bukti-bukti yang ada," kata Naufal. 

Dia mengatakan, ketika kecelakaan, Naufal berboncengan dengan temannya. "Saksi kuncinya masih dalam perawatan. Kondisinya kritis, belum bisa diajak ngobrol," ucapnya. 

Pada Selasa siang, awak media sempat menyambangi kediaman Iko di daerah Tambakaji, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang. Suasana duka masih sangat terasa. Di depan rumahnya terdapat karangan bunga dengan pesan belasungkawa yang dikirimkan oleh Dekan FH Unnes. 

Namun keluarga Iko enggan diwawancarai karena masih dalam keadaan berduka. Menurut Naufal, keluarga Iko telah memberikan kuasa secara verbal kepada IKA-FH Unnes untuk mewakili mereka. 

"Tadi kami sudah ketemu dengan keluarga. Pada prinsipnya, keluarga menyerahkan pendampingan kepada kami PBH IKA-FH Unnes. Termasuk upaya hukum nanti akan didiskusikan. Keluarga berharap supaya teman-teman media menghormati keluarga yang masih berduka," ucap Naufal.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement